Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Maxco Trading Festival
Advertisement

Bolehkah Donor Darah Saat Menstruasi? Ini Penjelasan dan Tipsnya

Bolehkah Donor Darah Saat Menstruasi? Ini Penjelasan dan Tipsnya
Ilustrasi donor darah. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID - Donor darah merupakan tindakan mulia yang dapat menyelamatkan nyawa sesama.

Namun, bagi para wanita, muncul pertanyaan penting: apakah boleh mendonorkan darah saat sedang mengalami menstruasi?

Simak ulasan lengkap berikut ini untuk mengetahui penjelasannya serta panduan aman melakukan donor darah bagi wanita yang sedang haid, sebagaimana dilansir dari laman Pafikepanambas.org.

Apakah wanita haid boleh donor darah?

Secara medis dan regulasi, donor darah tetap diperbolehkan bagi wanita yang sedang menstruasi, selama memenuhi syarat kesehatan yang berlaku.

Baik Palang Merah Indonesia (PMI) maupun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak melarang secara tegas donor darah pada masa haid.

Meski begitu, ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan agar proses donor tetap aman dan tidak berdampak negatif bagi kesehatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

Berikut beberapa faktor yang menentukan apakah seseorang aman melakukan donor darah saat menstruasi:

1. Kadar Hemoglobin (Hb)

Saat haid, sebagian perempuan mengalami penurunan kadar hemoglobin akibat kehilangan darah.

Bila kadar Hb di bawah 12,5 g/dL, maka donor darah tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan risiko anemia.

2. Kondisi fisik saat menstruasi

Menstruasi dapat menyebabkan gejala seperti lemas, kram hebat, atau pusing.

Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya tunda niat untuk mendonorkan darah.

Melakukan donor dalam keadaan tubuh tidak bugar justru dapat memperburuk kondisi kesehatan.

3. Jumlah darah yang dikeluarkan

Meski saat menstruasi tubuh mengeluarkan darah, jumlahnya hanya sekitar 30–80 ml per siklus.

Sementara dalam satu kali donor, darah yang diambil berkisar 350–450 ml.

Jika tubuh dalam kondisi prima, hal ini bukan masalah. Namun jika tubuh sudah kehilangan darah cukup banyak, donor darah bisa menimbulkan rasa lelah berlebih.

4. Kebutuhan nutrisi dan cairan

Wanita haid memerlukan lebih banyak zat besi untuk menggantikan darah yang hilang.

Karena itu, jika ingin tetap mendonor, pastikan tubuh sudah mendapatkan asupan makanan bergizi dan cukup cairan agar kadar darah tetap stabil.


Donor darah saat menstruasi pada dasarnya diperbolehkan selama tidak bertentangan dengan kondisi fisik dan hasil pemeriksaan kesehatan.

Sebaiknya wanita yang ingin donor saat haid memperhatikan kebutuhan nutrisi, menjaga stamina, dan memastikan tubuh dalam kondisi optimal.

Seperti dijelaskan oleh Palang Merah Indonesia (PMI), “Tak ada larangan mutlak bagi wanita yang sedang menstruasi untuk mendonorkan darahnya.”