Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Maxco Trading Festival
Advertisement

Musk Vs Trump Memanas! RUU Anggaran 'One Big Beautiful Bill' Jadi Biang Kerok

Elon Musk vs Donald Trump
Ilustrasi. Elon Musk vs Donald Trump. (Dok. Ist)

HUBUNGAN antara dua tokoh kuat Amerika Serikat, Elon Musk dan Donald Trump, kini tengah memburuk secara dramatis. Padahal sebelumnya, Elon Musk dikenal sebagai salah satu pendukung vokal Trump saat pemilihan presiden. Kini, keduanya justru terlibat perseteruan sengit yang tumpah ke publik. Apa sebenarnya pemicu konflik ini? Berikut ulasan selengkapnya sebagaimana dilansir dari https://incaberita.co.id/category/global/.

Musk Mundur, Kritik Tajam RUU Andalan Trump

Permusuhan ini meledak setelah Musk memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Kepala Department of Government Efficiency (DOGE), lembaga bentukan Trump yang ditugaskan untuk memangkas pengeluaran federal.

Alasan utama di balik keputusan tersebut adalah kekecewaan Musk terhadap Rancangan Undang-Undang anggaran federal yang dijuluki Trump sebagai “One Big Beautiful Bill”. Dalam kritik pedasnya di platform X, Musk menyebut RUU itu sebagai “pengeluaran yang tidak bertanggung jawab” yang justru memperparah defisit anggaran negara.

“Sebuah rancangan undang-undang bisa besar atau bisa baik, tetapi sulit untuk menjadi keduanya sekaligus.”

— Elon Musk, CBS, 27 Mei 2025

RUU ini memperpanjang pemotongan pajak era Trump, mendanai proyek infrastruktur besar, serta memperkuat keamanan perbatasan. Namun, di sisi lain, program kesejahteraan seperti Medicaid dan kupon makanan SNAP dipangkas, yang menurut Musk akan merugikan warga berpenghasilan rendah.

Kekecewaan Pribadi: Dari Pajak hingga Starlink

Tak hanya soal anggaran, sumber lain menyebut bahwa Musk juga merasa frustrasi secara pribadi. Beberapa usulannya diabaikan, termasuk soal insentif pajak untuk kendaraan listrik Tesla, serta proposal penggunaan Starlink oleh Federal Aviation Administration yang ditolak karena dianggap berkonflik kepentingan.

Puncaknya, pencalonan Jared Isaacman—orang dekat Musk—ditarik dari daftar calon administrator NASA oleh Trump. Musk menyalahkan Sergio Gor, Kepala Kantor Personalia Kepresidenan, yang dikenal sebagai rival politik Musk di lingkaran dalam Trump.

Trump Balas Serangan, Ancaman Kontrak Dihentikan

Trump menanggapi keras dengan mengklaim bahwa ia sendiri yang meminta Musk mundur dari pemerintah, dan mengancam akan menghentikan kontrak pemerintah dengan Tesla dan SpaceX.

“Presiden tetap mendukung RUU besar nan indah ini, dan tidak ada perubahan posisi.”

— Karoline Leavitt, Juru Bicara Gedung Putih

Ketua DPR Mike Johnson menilai kritik Musk sangat mengecewakan dan menuding motivasinya lebih kepada urusan bisnis pribadi, khususnya insentif kendaraan listrik.

Dampak Politik dan Ekonomi yang Meluas

RUU “One Big Beautiful Bill” berhasil lolos di DPR dengan selisih tipis 215-214. Seluruh anggota Demokrat dan dua anggota Partai Republik menolak. Senator Rand Paul turut menyuarakan kritik terhadap kebijakan ini.

Menurut Congressional Budget Office, RUU ini berpotensi menambah defisit negara antara US$ 2,3 hingga US$ 5 triliun dalam sepuluh tahun ke depan, dengan pengurangan signifikan pada Medicaid dan SNAP.

Kekayaan Musk Terpukul, Tesla dan SpaceX Terancam

Dampak pasar dari konflik ini sangat terasa. Elon Musk mengalami kerugian hingga US$ 34 miliar atau sekitar Rp552 triliun, menurut NDTV. Ini merupakan kerugian terbesar kedua dalam sejarah Bloomberg Billionaires Index.

Musk bahkan sempat mengancam menghentikan operasional pesawat antariksa Dragon milik SpaceX, meskipun keputusan itu dibatalkan beberapa jam kemudian.

“Kalian yang mendukung ini: kalian tahu kalian telah melakukan hal yang salah. Kalian tahu itu.”

— Elon Musk, X

Apakah Akan Ada Rekonsiliasi?

Meski publik melihat perseteruan tajam, beberapa orang dekat keduanya menyebut Musk dan Trump masih memiliki relasi personal dan sejarah kerja sama politik. Namun nada panas yang terus berlanjut membuat perdamaian terasa jauh.

Versi akhir RUU masih menunggu pembahasan di Senat dengan kemungkinan revisi sebelum tenggat 4 Juli. Pemimpin mayoritas Senat John Thune berharap Musk akan mempertimbangkan kembali sikapnya setelah melihat isi final legislasi tersebut.

Akankah dua tokoh besar ini kembali berdamai atau konflik ini akan semakin melebar? Kita tunggu saja perkembangannya.