Angkutan Kontainer via Kereta Naik 5 Persen di Semester I 2025, Strategi Jitu Tekan Truk ODOL!
![]() |
Angkutan Kontainer via Kereta Naik 5 Persen di Semester I 2025. (Foto: Dok. KAI Logistic) |
PEWARTA.CO.ID — Pemerintah terus mendorong pengalihan moda transportasi logistik dari jalan raya ke jalur rel sebagai langkah strategis untuk menekan jumlah truk Over Dimension Over Load (ODOL) yang masih marak beroperasi di Indonesia.
Upaya tersebut mulai menunjukkan hasil positif pada semester pertama 2025, di mana terjadi peningkatan signifikan pada volume angkutan kontainer melalui kereta api.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Risal Wasal, memaparkan bahwa volume kontainer yang diangkut kereta api mengalami kenaikan sebesar 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam catatannya, sebanyak 58.058 Twenty-foot Equivalent Units (TEUs) kontainer telah diangkut oleh kereta api hingga semester I 2025, meningkat dari 55.248 TEUs di semester I tahun 2024.
"Peningkatan angkutan barang dengan kereta api ini merupakan bagian dari program truck to train yang terus kami galakkan," kata Risal dalam keterangan resminya, Sabtu (20/7/2025).
Langkah ini tidak hanya difokuskan pada efisiensi logistik, tetapi juga merupakan bagian dari kebijakan pemerintah dalam mengatasi dampak buruk truk ODOL yang selama ini kerap merusak infrastruktur jalan dan membahayakan keselamatan lalu lintas.
Program truck to train menjadi strategi terintegrasi yang menyasar kawasan industri dan pelabuhan sebagai titik awal pengalihan moda.
Dalam enam bulan pertama 2025, Kemenhub mencatat bahwa beberapa rute strategis seperti Tanjung Priok – Gedebage, Kalimas – Cikarang Dry Port, dan Kaltim Kariangau Terminal – Muara Jawa, menjadi penyumbang utama peningkatan volume angkutan kereta api.
Konektivitas antarwilayah melalui jalur rel tersebut dinilai lebih efisien dan minim risiko dibandingkan angkutan darat dengan truk.
Selain itu, Kemenhub juga menjalin kerja sama dengan sejumlah pemangku kepentingan, termasuk pengelola kawasan industri dan perusahaan logistik untuk mendorong pemanfaatan angkutan kereta barang secara lebih masif. Inisiatif ini diharapkan mampu menciptakan rantai pasok yang lebih hijau, efisien, dan berkelanjutan.
Pemerintah meyakini bahwa pengalihan moda transportasi logistik dari truk ke kereta api bisa menekan dampak lingkungan, mengurangi kemacetan, serta memperpanjang usia infrastruktur jalan raya.
“Kami terus mengajak pelaku usaha untuk memanfaatkan kereta api sebagai moda angkut utama logistik,” tegas Risal.