 |
| Ratusan warga korban gempa terpaksa ada yang harus mendapatkan perawatan di halaman rumah sakit karena kapasitas yang tidak mencukupi. (Dok. Detik) |
PEWARTA.CO.ID - Suasana mencekam saat terjadinya gempa berkekuatan magnitudo 5,6 di Cianjur, Jawa Barat, tergambar dari pengakuan salah satu korban.
Jajang (51) warga Kampung Garogol, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, menceritakan detik-detik kejadian gempa yang menewaskan 56 orang di wilayahnya tersebut.
"Tanpa aba-aba, kerasa goyang sedikit langsung bangunan ambruk," kata Jajang saat ditemui di halaman RSUD Sumedang, Senin (21/11/2022).
Gempa yang terjadi sekitar pukul 13.21 Wib itu juga menyebabkan 700 orang mengalami luka-luka, bahkan 70 persen di antaranya tergolong kategori luka berat.
Baca juga: Kabar Terkini Pasca Gempa Cianjur, Korban Luka Butuh Penangan Cepat dari Banyak Dokter Tulang
Menurut pengakuan Jajang, dirinya yang juga sebagai salah satu korban tanpa berpikir panjang langsung bergegas ke puskesmas terdekat untuk mencari pertolongan.
Jajang menuju puskesmas dalam kondisi wajah berlumuran darah akibat tertimpa reruntuhan.
"Saya naik motor ke Puskesmas sendiri muka udah penuh darah," ungkapnya.
Seperti dikutip dari Kompas.com, saat ini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cianjur telah menerima ratusan korban gempa dan jumlahnya sampai melebihi kapasitas rumah sakit.
Alhasil, banyak korban yang terpaksa mendapatkan perawatan hingga halaman rumah sakit karena tempat yang over capacity.
Baca juga: Pengakuan Korban Gempa Cianjur, Menuju Puskesmas dengan Kondisi Wajah Berlumur Darah
Beragam bantuan secara serentak diberikan, seperti mobil angkutan ambulans yang berseliweran di berbagai tempat. Ambulan tersebut mengangkut para korban dengan berbagai kondisi.
Selain itu, petugas medis juga dibantu dari anggota PMI, TNI, dan Polri berjibaku menolong para warga terdampak.
