Begini! Asal Mula Dikaruniakan Lailatul Qadar dan Keistimewaannya
![]() |
Ilustrasi malam Lailatul Qadar. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Di antara malam-malam dalam bulan Ramadhan, terdapat satu malam istimewa yang dikenal sebagai Lailatul Qadar.
Malam ini memiliki keberkahan yang luar biasa, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa keutamaannya lebih baik daripada seribu bulan.
Jika dihitung, seribu bulan setara dengan 83 tahun 4 bulan.
Hal ini menunjukkan betapa besar pahala yang bisa didapatkan bagi mereka yang beribadah dengan penuh keikhlasan pada malam tersebut.
Keistimewaan Lailatul Qadar
Lailatul Qadar merupakan anugerah dari Allah Subhaanahu wata'ala yang diberikan khusus kepada umat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dalam kitab Durrul Mantsur, dari Sayyidina Anas Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:
"Allah Subhaanahu wata'ala memberi Lailatul Qadar kepada umatku, dan Lailatul Qadar ini tidak pernah diberikan kepada umat-umat yang terdahulu."
Hadits ini menegaskan bahwa malam Lailatul Qadar adalah bentuk kasih sayang Allah kepada umat Islam, memberikan kesempatan untuk memperoleh pahala yang berlipat ganda dalam waktu yang singkat.
Asal mula dikaruniakannya Lailatul Qadar
Terdapat beberapa riwayat mengenai sebab-sebab Allah memberikan malam Lailatul Qadar kepada umat Islam.
Salah satu riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah merasa sedih melihat usia umatnya yang lebih pendek dibandingkan umat-umat terdahulu.
Sementara itu, umat-umat sebelumnya memiliki umur panjang yang memungkinkan mereka untuk beribadah lebih banyak.
Melihat hal ini, Allah dengan rahmat-Nya menganugerahkan Lailatul Qadar sebagai bentuk keadilan.
Dengan adanya malam ini, seseorang yang mendapat kesempatan beribadah di dalamnya selama sepuluh kali dalam hidupnya, berarti memperoleh pahala setara dengan beribadah selama 833 tahun 4 bulan, bahkan lebih.
Riwayat lain menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah bercerita tentang seorang lelaki saleh dari Bani Israil yang menghabiskan seribu bulan waktunya untuk berjihad di jalan Allah.
Mendengar kisah tersebut, para sahabat merasa iri dan berharap bisa beribadah dengan pengabdian yang sama.
Maka, sebagai bentuk karunia-Nya, Allah menganugerahkan malam Lailatul Qadar sebagai kesempatan bagi umat Islam untuk mendapatkan pahala yang besar dalam waktu yang lebih singkat.
Ada pula riwayat lain yang menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah menyebutkan empat nabi dari Bani Israil Nabi Ayyub Alaihis salam, Nabi Zakariya Alaihis salam, Nabi Hizkil Alaihis salam, dan Nabi Yusya' Alaihis salam yang menghabiskan delapan puluh tahun hidup mereka untuk terus beribadah kepada Allah tanpa sedikit pun berbuat maksiat.
Mendengar kisah ini, para sahabat merasa kagum.
Lalu, Malaikat Jibril Alaihis salam datang kepada Rasulullah dan membacakan Surat Al-Qadar sebagai bentuk pemberitahuan bahwa Allah telah memberikan malam yang penuh kemuliaan ini kepada umat Islam.
Makna dan hikmah Lailatul Qadar
Perbedaan riwayat tentang asal mula malam Lailatul Qadar menunjukkan bahwa ada banyak peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat tentang malam tersebut.
Namun, yang terpenting adalah memahami bahwa malam ini merupakan nikmat besar dari Allah Subhaanahu wata'ala bagi umat Islam.
Malam Lailatul Qadar adalah kesempatan bagi setiap Muslim untuk mendapatkan pahala yang luar biasa.
Oleh karena itu, mereka yang mendapat taufik dari Allah pasti akan memanfaatkan malam tersebut untuk beribadah dengan sungguh-sungguh.
Sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh orang-orang saleh:
"Sejak aku baligh, belum pernah aku meninggalkan ibadah pada malam Lailatul Qadar."
Kapan terjadinya Lailatul Qadar?
Para ulama memiliki beragam pendapat mengenai waktu pasti terjadinya Lailatul Qadar.
Terdapat lebih dari lima puluh pendapat terkait hal ini.
Namun, kebanyakan ulama berpendapat bahwa Lailatul Qadar terjadi pada salah satu malam di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam ganjil seperti malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29.
Keistimewaan malam ini juga ditegaskan dalam Al-Qur'an dalam Surat Al-Qadar, yang menggambarkan bahwa pada malam tersebut para malaikat turun ke bumi dengan izin Allah untuk membawa keberkahan dan kedamaian hingga fajar menyingsing.