Dorong Produktivitas Petani Kopi, GoTo Impact Foundation Hadirkan Teknologi IoT dan AI Lewat Program Gandrung Tirta
![]() |
Dorong produktivitas petani kopi, GoTo Impact Foundation hadirkan teknologi IoT dan AI lewat Program Gandrung Tirta. (Dok. GoTo) |
PEWARTA.CO.ID - GoTo Impact Foundation (GIF) menggandeng para penggerak perubahan (changemakers) dalam meluncurkan program agribisnis berkelanjutan bernama Gandrung Tirta yang resmi dimulai di Desa Ketindan, Kabupaten Malang.
Inisiatif ini merupakan bagian dari program Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0, yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas petani kopi melalui penerapan teknologi modern.
Mengusung pendekatan berbasis data dan pemberdayaan masyarakat, program ini menyatukan teknologi Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) untuk memperkuat sektor pertanian kopi, sekaligus mendukung transformasi menuju ekonomi hijau.
Sebagai negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam hal produktivitas.
Gandrung Tirta hadir sebagai upaya konkret untuk mengatasi kendala tersebut.
Monica Oudang, Ketua GoTo Impact Foundation, menekankan pentingnya peran teknologi dalam membantu petani meningkatkan hasil panen dan kualitas produksi.
“Pemanfaatan teknologi IoT dan AI akan dapat membantu petani meningkatkan kualitas, konsistensi, dan produktivitas pertanian kopi,” ujarnya.
Melalui teknologi ini, petani dapat memantau kondisi tanaman dari jarak jauh secara real-time, berdasarkan data standar yang telah dikembangkan.
Penggunaan pupuk dan pestisida pun menjadi lebih terukur dan efisien, sehingga risiko gagal panen dapat ditekan secara signifikan.
Tak hanya fokus pada peningkatan hasil tani, program ini juga memberikan perhatian pada pengolahan limbah.
Para ibu rumah tangga diajak untuk mengolah limbah kopi menjadi produk bernilai ekonomi, sementara limbah organik dari kegiatan pertanian diubah menjadi pupuk yang ramah lingkungan.
Gandrung Tirta juga menyasar generasi muda dengan memberikan pelatihan dan edukasi digital kepada pemuda desa dan kelompok tani.
Diharapkan, hal ini mampu melahirkan pelaku agribisnis baru yang tangguh dan inovatif.
Program ini menargetkan peningkatan produktivitas kopi sebesar 18% dan kenaikan pendapatan petani hingga 15% dalam tahun pertama pelaksanaannya.
"Tujuannya bukan mengejar peningkatan produktivitas kopi semata, namun juga menyelesaikan akar permasalahan dengan menempatkan petani sebagai mitra dan meningkatkan minat generasi muda di bidang perkebunan,” pungkas Monica.