Gentle Parenting, Cara Lembut Didik Anak yang Bikin Mereka Lebih Percaya Diri
![]() |
Ilustrasi - Pola asuh dengan metode gentle parenting. (Dok. Alodokter.com). |
PEWARTA.CO.ID - Dalam membesarkan anak, pola asuh menjadi fondasi penting yang akan membentuk kepribadian dan karakter anak di masa depan. Salah satu metode yang kian populer dan dianggap memberi dampak positif adalah gentle parenting, yaitu pendekatan pengasuhan yang mengutamakan kelembutan, empati, dan kerja sama antara orangtua dan anak.
Gentle parenting bukan hanya sekadar bersikap lembut, tetapi juga mengedepankan hubungan emosional yang sehat. Karena itu, pendekatan ini juga dikenal sebagai collaboration parenting, yang menekankan pada komunikasi terbuka dan saling menghormati antara kedua belah pihak.
Gentle parenting dibangun atas empat prinsip utama yang menjadi fondasi komunikasi sehat dalam keluarga:
1. Empati
Orangtua diharapkan mampu memahami perasaan dan kebutuhan anak. Setiap perilaku anak biasanya memiliki alasan tertentu. Dengan bersikap empati, orangtua tidak langsung menghakimi, tetapi berusaha mendampingi anak memahami dan mengelola emosinya.
2. Rasa hormat
Prinsip ini mengajarkan bahwa anak patut dihormati seperti halnya orang dewasa. Ketika anak sedang berbicara, orangtua dianjurkan untuk mendengarkan tanpa menyela. Sikap ini mengajarkan anak bahwa suaranya penting dan layak didengar.
3. Pengertian
Dalam masa pertumbuhan, terutama di 18 bulan pertama, perkembangan otak anak berlangsung sangat cepat. Namun, pada usia ini mereka belum memiliki kontrol emosi seperti orang dewasa. Maka dari itu, orangtua perlu memahami bahwa tantrum atau rewel adalah bagian dari proses tumbuh kembang, bukan perilaku buruk yang harus dihukum.
4. Batasan
Meski berlandaskan kasih sayang, gentle parenting tetap menerapkan aturan. Namun, aturan ini dijelaskan dengan alasan yang logis agar anak memahami tujuan dari batasan tersebut. Contohnya, membatasi waktu menonton TV dengan alasan agar anak bisa cukup tidur dan segar saat belajar keesokan harinya.
Kelebihan dan kekurangan gentle parenting
Penerapan gentle parenting dapat menciptakan ikatan emosional yang kuat antara anak dan orangtua. Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh pengertian dan kasih sayang cenderung lebih bahagia, mandiri, dan percaya diri saat dewasa.
Keempat prinsip utama gentle parenting juga berperan dalam membentuk keterampilan sosial anak, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.
Namun, ada potensi kekeliruan dalam penerapannya. Jika orangtua terlalu longgar dalam memberi batasan, pola asuh ini bisa bergeser menjadi permisif. Anak yang tidak terbiasa dengan aturan bisa tumbuh tanpa rasa tanggung jawab atau kesulitan memahami konsekuensi dari tindakannya.
Tips efektif menerapkan gentle parenting
Untuk menghindari kesalahan penerapan dan memaksimalkan manfaat gentle parenting, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan orangtua:
-
Hindari terlalu banyak menuntut anak untuk sempurna.
-
Jadilah teladan. Tunjukkan perilaku yang ingin ditiru anak, seperti sopan santun dan empati.
-
Hadapi masalah dengan berdialog, bukan memaksakan kehendak sepihak.
-
Saat emosi memuncak karena ulah anak, beri waktu pada diri sendiri untuk tenang sebelum menegur.
-
Saat anak tantrum, temani mereka dengan sabar hingga tenang, lalu ajak diskusi untuk mencari solusi bersama.
Meski terdengar ideal, gentle parenting bukanlah pendekatan yang mudah. Pola asuh ini menuntut kesabaran ekstra, kedisiplinan diri, dan konsistensi tinggi dari orangtua. Tidak semua keluarga memiliki waktu atau kondisi yang memungkinkan untuk menerapkannya secara konsisten.
Namun, bagi yang sanggup menjalani, gentle parenting menawarkan hasil jangka panjang yang sangat berharga: hubungan yang sehat dan anak-anak yang tumbuh dengan mental kuat dan hati yang penuh empati.