Menteri Maman: Polemik Tarif Ojol Jangan Ganggu Keberlangsungan UMKM
![]() |
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyampaikan keterangan pers setelah beraudiensi dengan manajemen Maxim di Jakarta, Selasa (21/5/2025). (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa perdebatan mengenai tarif ojek online (ojol) tidak boleh mengganggu keberlangsungan ekosistem digital yang menjadi tumpuan pelaku UMKM.
Ia menilai, stabilitas industri transportasi daring sangat penting dalam mendukung aktivitas usaha kecil di seluruh Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan Maman seusai melakukan audiensi dengan jajaran manajemen aplikasi transportasi Maxim di kantor Kementerian UMKM di Jakarta, Selasa.
“Kementerian UMKM berkepentingan menjaga stabilitas dan kondusivitas industri transportasi online, termasuk hubungan antara aplikator dan pengemudi ojek online serta merchant UMKM di dalamnya,” ujar Maman.
UMKM bergantung pada layanan ojol
Maman menyoroti ketergantungan pelaku UMKM, terutama sektor makanan, minuman, dan toko kelontong, terhadap layanan pengantaran yang disediakan para pengemudi ojol.
Menurutnya, ekosistem digital yang menopang pertumbuhan UMKM harus dijaga agar tetap kondusif.
"Ekosistem digital kita jangan sampai terganggu hanya karena polemik tarif. Kami ingin agar semua pihak saling memahami, karena aplikator dan pengemudi ojek online saling membutuhkan. Tanpa salah satu di antara itu, roda ekonomi digital tak akan berputar,” katanya.
Fleksibilitas kemitraan jadi kunci
Menanggapi unjuk rasa sejumlah pengemudi ojol yang menuntut pengurangan potongan tarif dari maksimal 20 persen menjadi 10 persen, Maman mengajak semua pihak untuk mengedepankan sikap bijak.
Ia menilai fleksibilitas dalam skema kemitraan merupakan solusi terbaik agar semua pihak diuntungkan.
“Tidak perlu berpolemik. Kalau ada yang kurang berkenan dengan skema tarif di satu aplikator, bisa beralih ke pilihan lain yang lebih sesuai, prinsipnya fleksibilitas untuk semua,” katanya.
Maman juga menyebutkan bahwa setiap platform ojol memiliki aturan pembagian hasil yang berbeda.
Ia mendorong para pengemudi untuk memilih platform yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sebagai contoh, Maxim dan InDrive menerapkan potongan yang lebih rendah, masing-masing di kisaran 8–13 persen dan 10,54 persen.
Usulan pembentukan koperasi mitra ojol
Sebagai langkah strategis, Kementerian UMKM kini tengah mengajukan rencana pembentukan koperasi kemitraan bagi para mitra pengemudi di tiap aplikasi.
Koperasi ini bertujuan memperkuat daya saing ekonomi kolektif para pengemudi, termasuk dalam penyediaan perlengkapan kerja hingga layanan keuangan mikro.
"Dari koperasi, kita bisa mendorong semangat usaha dari anggota untuk anggota. Ini juga sejalan dengan gagasan koperasi desa merah putih yang sedang pemerintah galakkan,” pungkasnya.