Puasa Arafah 2025 Diperkirakan Jatuh 5 Juni, Ini Keutamaan Besar yang Sayang Dilewatkan
![]() |
Ilustrasi - Keluarga yang sedang menunggu waktu berbuka puasa Arafah tiba. (Dok. Liputan6.com). |
PEWARTA.CO.ID - Menjelang datangnya bulan Dzulhijjah, umat Islam di seluruh dunia mulai bersiap menyambut salah satu amalan sunnah paling istimewa, yaitu puasa Arafah. Di tahun 2025 ini, puasa Arafah diperkirakan akan jatuh pada Kamis, 5 Juni 2025, meski penetapan resmi masih menunggu hasil sidang isbat oleh pemerintah Indonesia.
Hingga kini, tanggal puasa Arafah 2025 masih bersifat perkiraan sementara. Pemerintah akan melakukan sidang isbat untuk menentukan awal bulan Dzulhijjah berdasarkan rukyatul hilal (pengamatan bulan). Hasil dari sidang ini akan menjadi acuan resmi bagi pelaksanaan Idul Adha dan tentu saja juga puasa Arafah, yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Sidang isbat umumnya digelar beberapa hari sebelum Hari Raya Idul Adha. Beberapa organisasi Islam di Indonesia, seperti Muhammadiyah, telah lebih dulu mengumumkan perkiraan tanggal berdasarkan metode hisab (perhitungan astronomis), sehingga terdapat potensi perbedaan dalam pelaksanaan hari besar keagamaan ini.
Meskipun demikian, umat Islam diimbau untuk tetap menunggu pengumuman resmi dari pemerintah agar dapat menunaikan ibadah dengan serempak dan sesuai ketetapan nasional.
Puasa Arafah merupakan salah satu amalan sunnah muakkad (sangat dianjurkan) yang hanya dapat dilakukan oleh umat Islam yang tidak sedang berhaji. Puasa ini dilaksanakan sehari sebelum Idul Adha dan menyimpan keutamaan luar biasa, sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam hadits-hadits sahih.
Salah satu hadis yang sering dikutip mengenai keistimewaan puasa Arafah berbunyi:
“Puasa Arafah, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim).
Hadis ini menegaskan betapa besar ganjaran puasa Arafah. Dua tahun dosa, baik yang telah lalu maupun yang akan datang, diampuni Allah SWT hanya dengan satu hari berpuasa. Tentu ini menjadi momen luar biasa bagi setiap Muslim untuk memperbanyak amalan kebaikan menjelang Hari Raya Idul Adha.
Bagi umat Islam yang sedang menunaikan ibadah haji, khususnya yang sedang berada di Padang Arafah, puasa ini tidak disunnahkan. Alasannya, rangkaian ibadah haji pada hari tersebut cukup berat dan menguras fisik. Para jamaah lebih dianjurkan fokus menjalankan rukun dan kewajiban haji, seperti wukuf di Arafah yang menjadi puncak dari seluruh prosesi haji.
Puasa Arafah lebih diperuntukkan bagi Muslim di luar tanah suci sebagai bentuk solidaritas spiritual dengan para jamaah haji dan sebagai sarana meraih keberkahan dari bulan Dzulhijjah.
Tak hanya itu, bulan Dzulhijjah sendiri dikenal sebagai bulan mulia, dengan 10 hari pertama yang sangat dimuliakan dalam Islam. Dalam Al-Qur'an, Allah bersumpah demi "wa-l-fajr, wa-layalin ‘ashr" (Demi fajar dan sepuluh malam pertama), yang oleh banyak ulama ditafsirkan sebagai sepuluh hari pertama Dzulhijjah.
Oleh karena itu, berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah yakni puasa Arafah merupakan puncak ibadah sunnah yang bisa dilakukan pada periode tersebut.