Tuntut Upah Tak Dibayar, Pekerja Proyek Tewaskan Kades di Ngada NTT
![]() |
Ilustrasi - Tragedi berdarah di desa Warupele 1, kecamatan Inerie, kabupaten Ngada, NTT. (Dok. Liputan6.com). |
PEWARTA.CO.ID - Tragedi berdarah terjadi di Desa Warupele 1, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (22/5/2025), saat seorang warga menusuk kepala desa hingga tewas. Aksi tersebut dipicu oleh masalah pembayaran upah proyek yang belum diterima pelaku.
Peristiwa memilukan ini menimpa Bonifasius Ghae, Kepala Desa Warupele 1, yang tewas ditusuk oleh warganya sendiri berinisial NR (58). Insiden itu terjadi sekitar pukul 07.30 WITA di halaman Kantor Desa Warupele 1.
Menurut keterangan Kasi Humas Polres Ngada, Ipda Benediktus R. Pissort, pelaku NR datang ke kantor desa untuk menanyakan pembayaran upah harian orang kerja (HOK) terkait proyek penggalian saluran di RT 05. Proyek tersebut diketahui dikerjakan oleh warga desa, termasuk pelaku.
“Pelaku menanyakan pembayaran uang HOK proyek penggalian saluran di RT 05 yang dikerjakan oleh masyarakat Desa Warupele 1,” ujar Ipda Benediktus.
Pihak desa, melalui Kaur Keuangan Yohanes Obaria, menjelaskan bahwa keterlambatan pembayaran disebabkan oleh gangguan jaringan dan kendala teknis lainnya. Namun penjelasan tersebut tampaknya tidak diterima dengan baik oleh NR.
Setelah mendapat penjelasan, NR turun dari kantor desa dan mengambil sembilan kursi plastik milik pemerintah desa. Kursi-kursi tersebut kemudian dibawa ke lapangan sepak bola Warupele 1 dan diikat di tiang gawang.
“Mungkin karena pelaku ini kesal sehingga kursi milik pemerintah desa diambil dan diikat di tiang gawang sepak bola,” lanjut Ipda Benediktus.
Tindakan tersebut menarik perhatian kepala desa, Bonifasius Ghae, yang kemudian menyuruh aparat desa bernama Rikardus untuk mengambil kembali kursi itu. Namun NR menolak permintaan tersebut.
Tak tinggal diam, Bonifasius mendatangi NR secara langsung dan mengajaknya berbicara agar kursi dikembalikan ke kantor desa. Sayangnya, pendekatan itu gagal karena pelaku tetap bersikeras dan menolak mengembalikan kursi.
Cekcok pun tak terelakkan. Bonifasius mencoba menarik kursi secara paksa dari ikatan, namun NR menahannya. Akibat tarik-menarik itu, keduanya terjatuh ke tanah. Dalam situasi itulah, NR mengeluarkan pisau dan menusuk sang kepala desa.
“Ada dua luka tusukan, di bahu dan pinggang,” terang Ipda Benediktus.
Warga yang menyaksikan insiden itu segera melarikan Bonifasius ke Puskesmas terdekat, dan selanjutnya dirujuk ke RSUD Bajawa. Namun luka tusuk yang diderita korban terlalu parah dan nyawanya tak bisa diselamatkan.
Usai kejadian, aparat kepolisian langsung bergerak cepat dan mengamankan pelaku beserta barang bukti pisau yang digunakan dalam penyerangan tersebut. NR kini dalam tahanan untuk menjalani proses hukum.
“Pelaku dan barang bukti sudah diamankan,” tegas Ipda Benediktus.