Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Kalahkan Jawara Asia, Shafira Lolos ke Piala Dunia Catur 2025

Kalahkan Jawara Asia, Shafira Lolos ke Piala Dunia Catur 2025
Shafira Devi Herfesa dipastikan lolos ke Piala Dunia Catur 2025. (Foto: Dok. Istimewa)

PEWARTA.CO.ID — Langkah luar biasa dicetak Shafira Devi Herfesa, remaja asal Sleman, Yogyakarta, yang baru berusia 16 tahun.

Ia berhasil memastikan diri tampil di Piala Dunia Catur 2025 yang akan digelar pada 5–29 Juli di Georgia.

Tiket prestisius itu diraihnya setelah tampil sebagai juara pertama di kualifikasi Zona 3.3 yang berlangsung di Ulan Bator, Mongolia, pada April hingga Mei 2025.

Di tengah persiapan intensifnya menuju turnamen dunia, Shafira kini menjalani pemusatan latihan di Bekasi, Jawa Barat.

Ia dibimbing langsung oleh para pelatih berkelas, yakni Grandmaster (GM) Susanto Megaranto dan International Master (IM) Tirta Chandra.

“Semua persiapan harus matang, terutama menjaga kesehatan dan mental,” ujar Shafira saat ditemui usai bertemu Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Paku Alam X, pada Selasa (10/6/2025).

Prestasi Shafira tak hanya membanggakan, tapi juga mengejutkan. Pasalnya, saat berlaga di babak kualifikasi, ia bukanlah unggulan.

Dengan elo rating 1983, Shafira hanya berada di urutan ke-20 dari puluhan peserta dari negara-negara Asia Timur dan Tenggara seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, hingga Mongolia. Namun, satu per satu pecatur papan atas berhasil dikalahkannya.

Di babak kedua, Shafira mengguncang arena setelah menumbangkan Woman Grandmaster (WGM) Janelle Frayna asal Filipina dalam 54 langkah. Frayna yang berusia 29 tahun memiliki elo rating 2311, jauh lebih tinggi dari Shafira.

Aksi kejutan tak berhenti di situ. Di laga penentu, Shafira kembali membuat publik Mongolia tercengang dengan mengalahkan WGM Munkhzul Turmunkh, pecatur tuan rumah dengan elo rating 2301.

Dengan pencapaian ini, Shafira menjadi pecatur perempuan Indonesia kedua yang pernah meraih tiket Piala Dunia Catur lewat jalur kualifikasi zona. Sebelumnya, prestasi serupa diraih oleh WGM Medina Warda Aulia pada tahun 2019.

Keberhasilan Shafira langsung disambut bangga oleh Ketua Umum PB Percasi, Utut Adianto, yang menyebut prestasi ini sebagai tanda kemunculan generasi baru dalam catur Indonesia.

“Mission impossible accomplished. Menjadi juara zona itu sangat luar biasa,” ujar Utut dalam keterangan resmi yang dirilis tim media Percasi, 1 Mei 2025.

Pada kualifikasi Zona 3.3 yang mencakup Asia Timur dan Tenggara, Indonesia mengirim enam wakil—dua di antaranya adalah pecatur putri, yaitu Shafira dan Women International Master (WIM) Laysa Latifah.

Sementara di sektor putra, hadir nama-nama seperti GM Novendra Priasmoro, IM Yoseph Theolifus Taher, IM Nayaka Budi Darma, dan FM Satria Duta Cahaya.

Uniknya, Shafira satu-satunya peserta tanpa gelar dan dengan elo rating terendah.

Manajer tim catur Indonesia, Henry Hendratno, mengakui bahwa kemenangan Shafira benar-benar di luar prediksi.

“Shafira yang memiliki peluang sangat tipis berhasil menjadi juara dan mendapatkan tiket ke Piala Dunia Catur 2025,” ucap Henry.

Meskipun namanya kini melambung tinggi, Shafira tetap merendah dan fokus pada tujuan selanjutnya.

Ia tak ingin larut dalam euforia, justru semakin termotivasi untuk meraih prestasi lebih tinggi.

“Ke depan, saya ingin menyentuh gelar grandmaster, mau dapat yang tertinggi. Tapi untuk waktu terdekat ini, mau secepatnya dapat woman grandmaster,” ungkap Shafira.

Keikutsertaan Shafira di Piala Dunia Catur bukan hanya pencapaian pribadi, tetapi juga harapan baru bagi masa depan catur Indonesia.

Dengan semangat muda, latihan intensif, dan bimbingan dari pelatih berkelas dunia, Shafira bersiap menghadapi lawan-lawan terberat dari berbagai negara.

Bukan tidak mungkin, perjalanan gadis 16 tahun ini akan terus menjadi cerita inspiratif yang memacu semangat generasi muda Indonesia untuk menaklukkan dunia melalui kecerdasan strategi di papan catur.

https://htownepoxyfloors.com/

Advertisement
Advertisement
Advertisement