Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Terlalu Sering Minum Manis? Waspadai Risiko Stroke di Usia Muda!

Minuman manis picu stroke di usia muda
Kebiasaan mengonsumsi minuman manis disebut dapat memicu risiko stroke di usia muda.

PEWARTA.CO.ID — Minuman manis kerap menjadi pilihan favorit banyak orang, terutama saat cuaca panas atau ingin melepas dahaga. Namun, di balik rasanya yang nikmat, kebiasaan mengonsumsi minuman manis secara berlebihan ternyata bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan, bahkan hingga memicu stroke di usia muda.

Hal tersebut diungkapkan oleh dr. Decsa Medika Hertanto, seorang dokter spesialis penyakit dalam sekaligus Konsultan Ginjal Hipertensi.

Melalui akun Instagram-nya @dokterdecsa pada Selasa (1/7/2025), ia membagikan cerita nyata dari salah satu pasiennya yang mengalami stroke di usia 31 tahun. Penyebab utamanya adalah terlalu sering mengonsumsi minuman manis.

“Saya punya pasien usia 31 tahun yang mengalami stroke, salah satu pemicunya karena kebiasaan minum manis,” tulis dr. Decsa dalam unggahannya.

Menurut dr. Decsa, pasien tersebut memiliki kebiasaan ekstrem dalam mengonsumsi minuman manis—yakni antara 28 hingga 35 kali dalam seminggu. Jumlah ini jelas jauh melampaui ambang batas yang dianjurkan.

Penjelasan medis juga menguatkan kekhawatiran ini. Berdasarkan informasi dari The Nutrition Source, minuman manis memang tinggi kalori tetapi sangat minim nutrisi.

Kandungan gula yang tinggi dalam minuman tersebut cenderung tidak memberikan efek kenyang, malah mendorong seseorang untuk tetap makan atau minum lebih banyak, sehingga asupan kalori meningkat drastis.

Akumulasi kalori dari minuman manis bisa memicu berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, dan yang paling mengkhawatirkan: gangguan pada sistem kardiovaskular termasuk stroke.

“Penelitian yang saya baca menyebutkan bahwa konsumsi minuman manis lebih dari 8 kali dalam seminggu bisa meningkatkan risiko stroke hingga 19%,” jelas dr. Decsa.

Dengan kata lain, apa yang dialami oleh pasiennya sangat mungkin terjadi secara ilmiah karena frekuensi konsumsi minuman manisnya jauh di atas rata-rata.

Meski begitu, dr. Decsa menegaskan bahwa mengonsumsi minuman manis tidak harus dihindari sepenuhnya. Yang penting, kata dia, adalah menjaga batas konsumsinya agar tidak berlebihan.

“Boleh kok minum minuman manis tapi tetap batasi,” ujarnya menekankan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement