Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Andalkan AI, TikTok One Dukung Kreator Gen Z Raup Cuan Lebih Cepat

Andalkan AI, TikTok One Dukung Kreator Gen Z Raup Cuan Lebih Cepat
Andalkan AI, TikTok One Dukung Kreator Gen Z Raup Cuan Lebih Cepat.

PEWARTA.CO.ID — TikTok terus memperkuat posisinya sebagai platform kreatif dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mendorong generasi Z meraih peluang ekonomi digital.

Lewat integrasi teknologi, perusahaan asal Tiongkok ini menghadirkan sistem terpadu yang mempercepat kolaborasi antara kreator dan brand.

Platform bernama TikTok One hadir sebagai solusi untuk menyatukan berbagai layanan dalam satu ekosistem.

Mulai dari pencarian kreator, perencanaan kampanye, pengelolaan logistik, moderasi konten, hingga pembayaran, semuanya dapat diakses dalam satu pintu. Dengan begitu, baik kreator maupun brand bisa menjalankan kerja sama dengan lebih efisien.

Seiring perayaan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, TikTok juga menggulirkan kampanye bertajuk #Serunya17an. Inisiatif ini tidak hanya merayakan kreativitas komunitas, tetapi juga memberikan panggung bagi pelaku usaha lokal.

Menurut proyeksi ekonomi digital, Indonesia diperkirakan mampu menghasilkan nilai hingga USD360 miliar pada tahun 2030.

“Kami percaya semangat kemerdekaan, kreativitas, dan aksi nyata komunitas TikTok dapat membuka peluang ekonomi dalam ekosistem kreatif. Hal ini terlihat dari lebih dari 8 juta kreator yang memperoleh penghasilan di TikTok, dengan 63% di antaranya mendapatkan penghasilan di atas rata-rata upah minimum di Indonesia,” kata Anggini Setiawan, Communications Director TikTok Indonesia, Senin (18/8/2025).

Baca juga: Cara Download Video TikTok Gratis ke HP Pakai Ssstik.io, Cuma 3 Detik Berhasil Terunduh!

Bagi para kreator, keberadaan TikTok One memberikan kepastian dalam pekerjaan. Mereka tak lagi bergantung pada datangnya endorsement secara acak, melainkan bisa mengelola kolaborasi secara lebih profesional. Salah satunya dialami Alfi Alfarizi, kreator konten olahraga dan game yang mengaku berhasil meningkatkan pendapatannya hingga tiga kali lipat.

“Awalnya aku sempet kerja, dan aku sempat bingung juga pilihan resign atau full time konten kreator. Apalagi kan sebelum ada TikTok One belom pastikan endorsment datang, campaign dateng, kapan dan bagaimana,” ujarnya.

“Aku setelah resign ada plan buat menikah dan selanjutnya aku udah mikirin sebagai laki-laki ingin menikahi anak orang dan gapunya pekerjaan tetap gimana. Namun, setelah aku masuk TikTok One masalah-masalah tadi jadi terselesaikan,” tambahnya.

Tak berhenti di ranah ekonomi kreatif, TikTok juga ikut mendukung program pemerintah dalam mencetak 9 juta talenta digital pada 2030.

Perusahaan ini meluncurkan feed khusus STEM (sains, teknologi, rekayasa, dan matematika) yang ternyata mendapat sambutan positif. Data internal menunjukkan 52 persen pengguna rutin kembali mengakses tab ini setiap minggu.

Salah satu kreator STEM, Dennis Guido, memanfaatkan fitur tersebut untuk membagikan edukasi seputar teknologi pangan, pola konsumsi sehat, hingga literasi sains.

Kehadiran feed STEM dinilai mampu memperluas jangkauan konten edukatif sekaligus mendorong masyarakat lebih melek teknologi.

Dengan langkah ini, TikTok tidak hanya memperkuat ekosistem kreatif berbasis AI, tetapi juga membuka peluang nyata bagi kreator muda untuk menjadikan konten sebagai sumber penghasilan utama.

Advertisement
Advertisement
Advertisement