Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Banjir di Semarang Tewaskan 3 Orang dan Puluhan Mengungsi, BNPB Tambah Armada Modifikasi Cuaca

Banjir di Semarang Tewaskan 3 Orang dan Puluhan Mengungsi, BNPB Tambah Armada Modifikasi Cuaca
Banjir di Semarang Tewaskan 3 Orang dan Puluhan Mengungsi, BNPB Tambah Armada Modifikasi Cuaca

PEWARTA.CO.ID — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan tiga warga meninggal dunia dan satu orang masih hilang akibat banjir di Semarang, Jawa Tengah.

Akibat kejadian itu pula, puluhan warga kini terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam.

“Banjir juga masih merendam 15 kelurahan di tiga kecamatan. Sebanyak 22.669 jiwa terdampak, dan 39 jiwa harus mengungsi. Tiga warga dilaporkan meninggal dunia akibat laka air, sementara satu orang masih dalam pencarian,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Kamis (30/10/2025).

Pantauan tim Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) BNPB menunjukkan, banjir masih merendam ruas-ruas jalan utama di kawasan timur Semarang. Genangan tinggi terpantau di sepanjang Jalan Kaligawe Raya hingga wilayah Genuk.

“Ketinggian air di depan RSI Sultan Agung bahkan kembali naik hingga 90 sentimeter,” ujar Abdul Muhari yang akrab disapa Aam.

Kondisi tersebut membuat aktivitas warga lumpuh. Sejumlah truk besar terlihat kesulitan menembus banjir, sementara kendaraan pribadi dan sepeda motor tak bisa melintas sama sekali.

Banyak pekerja di kawasan industri Kaligawe terpaksa menumpang truk besar yang lewat agar tetap bisa berangkat kerja.

Aam menjelaskan, berbagai instansi telah mengerahkan pompa penyedot air untuk mempercepat surutnya genangan. Pompa milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Pusat Pengendalian Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air (PPSDA), serta BNPB terus beroperasi tanpa henti.

“Namun, debit air masih terus bertambah karena pasokan dari hulu Sungai Tenggang dan Sringin belum berhenti,” jelasnya.

Air dari wilayah tengah dan utara Semarang dialirkan ke dua kolam retensi sebelum disalurkan menuju Laut Jawa. Sayangnya, curah hujan tinggi di bagian hulu memperparah situasi di kawasan hilir yang kini tidak diguyur hujan, namun tetap tergenang.

Radar cuaca Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang mendeteksi keberadaan awan konvektif dengan potensi hujan sedang hingga lebat di sejumlah titik. Awan-awan pembawa hujan tersebut terus terbentuk, menyebabkan air sulit surut.

Selain faktor cuaca, keberadaan proyek pembangunan tol dan tanggul laut di wilayah pesisir disebut ikut memperlambat laju air menuju laut. Kondisi inilah yang membuat banjir di Semarang terkesan “bertahan” lebih lama dari biasanya.

BNPB tambah armada udara untuk operasi modifikasi cuaca

Untuk mempercepat penanganan dan mengendalikan cuaca ekstrem, BNPB menambah armada udara dalam Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).

Pesawat tersebut akan menabur bahan semai seperti natrium klorida (NaCl) dan kalsium oksida (CaO) guna mengendalikan awan hujan di sekitar Semarang.

Sebelumnya, BNPB sudah mengoperasikan satu unit pesawat Cessna Caravan PK-SNM untuk mengurai awan dan mencegah hujan turun di wilayah banjir maupun hulu sungai. Namun, karena pembentukan awan yang semakin masif, satu armada dinilai tidak cukup.

Mulai Kamis (30/10/2025), pesawat tambahan dikerahkan dengan cakupan wilayah operasi lebih luas. Berbeda dari sebelumnya, armada kedua akan ditempatkan di Lanud Adi Soemarmo, Solo, sebagai posko modifikasi cuaca di wilayah selatan Jawa Tengah.

“Melalui penambahan armada udara ini, BNPB berharap upaya percepatan penanganan banjir dan mitigasi ke depan dapat berjalan lebih optimal. Ketika satgas darat terus berkejaran dengan waktu di lapangan, di langit, BNPB menambah kekuatan untuk mengatur agar hujan jatuh di tempat yang semestinya,” pungkas Aam.

Advertisement
Advertisement
Advertisement