Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Cuaca Ekstrem Picu Banjir dan Longsor Serentak di 6 Wilayah, BNPB Imbau Warga Tetap Waspada

Cuaca Ekstrem Picu Banjir dan Longsor Serentak di 6 Wilayah, BNPB Imbau Warga Tetap Waspada
Cuaca Ekstrem Picu Banjir dan Longsor Serentak di 6 Wilayah, BNPB Imbau Warga Tetap Waspada

PEWARTA.CO.ID — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan rentetan bencana hidrometeorologi yang melanda enam wilayah di Indonesia hanya dalam waktu 24 jam.

Fenomena cuaca ekstrem berupa hujan lebat, angin kencang, dan tanah longsor terjadi sejak Senin (10/11/2025) pukul 07.00 WIB hingga Selasa (11/11/2025) pukul 07.00 WIB, mengakibatkan kerusakan cukup luas di berbagai daerah.

Wilayah yang terdampak meliputi Kabupaten Dompu dan Bima di Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Nganjuk dan Magetan di Jawa Timur, Kabupaten Garut di Jawa Barat, serta Kabupaten Halmahera Timur di Maluku Utara.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa intensitas hujan tinggi di berbagai wilayah menjadi pemicu utama terjadinya bencana serentak tersebut.

Banjir rendam puluhan rumah di Dompu

Bencana pertama dilaporkan di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, pada Senin (10/11/2025) sekitar pukul 15.30 Wita. Hujan lebat yang mengguyur Kecamatan Kilo selama satu jam disertai petir dan angin kencang membuat air meluap hingga merendam permukiman warga.

"Kondisi tersebut menyebabkan air meluap dan menggenangi permukiman warga di dua desa, yakni Desa Kramat dan Desa Lasi," ujar Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/11/2025).

Sekitar 90 kepala keluarga terdampak, dan banjir merusak sedikitnya 90 rumah. Meski tidak menelan korban jiwa, kerugian material cukup signifikan. BPBD Dompu segera menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melakukan pendataan serta pembersihan area terdampak.

Pemerintah daerah juga menetapkan status tanggap darurat banjir melalui Keputusan Bupati Dompu Nomor 100.3.3.2/348/BPBD/2025 yang berlaku hingga 19 November 2025. Saat ini, air sudah surut dan warga mulai membersihkan rumah mereka.

Dua bencana sekaligus terjadi di Bima

Masih di Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Bima turut dilanda dua bencana hidrometeorologi sekaligus: banjir dan angin kencang.

Banjir terjadi pada Senin (10/11/2025) sekitar pukul 11.40 Wita di empat kecamatan, yakni Sanggar, Bolo, Soromandi, dan Wera. Hujan deras sejak pagi membuat air meluap ke permukiman warga.

"Berdasarkan laporan sementara, sebanyak 825 KK atau 2.347 jiwa terdampak, dengan total 739 unit rumah tergenang," kata Aam, sapaan akrab Abdul Muhari.

Selain itu, tujuh akses jalan terputus dan lahan pertanian ikut terendam. Beberapa lapak pedagang di Desa Bajo juga rusak akibat arus air. BPBD Bima kini fokus menyalurkan bantuan logistik, memperbaiki infrastruktur darurat, dan menyiagakan alat berat untuk pembersihan.

Tak lama setelah banjir, angin kencang melanda Kecamatan Wawo pada pukul 14.10 Wita, merusak atap rumah di Desa Pesa dan Maria. Sebanyak 15 kepala keluarga terdampak. “Hingga kini, proses penanganan masih berlangsung dengan dukungan berbagai unsur pemerintah daerah dan masyarakat,” jelas Aam.

Banjir di Nganjuk dan longsor di Magetan tewaskan satu warga

Di Jawa Timur, dua kabupaten juga mengalami dampak cuaca ekstrem. Di Kabupaten Nganjuk, banjir terjadi pada Senin (10/11/2025) pukul 17.15 WIB setelah hujan deras mengguyur Kecamatan Gondang. Air meluap dari saluran drainase dan menggenangi rumah-rumah di Desa Balong Gebang.

"Sekitar 130 KK terdampak, dengan enam rumah warga terendam air setinggi 30–70 cm," kata Abdul Muhari.

Tim BPBD Nganjuk bersama aparat desa segera melakukan pendataan dan pembersihan. Beruntung, air surut pada malam harinya dan aktivitas warga kembali normal.

Namun, di hari yang sama, bencana lebih parah terjadi di Kabupaten Magetan. Longsor di Kecamatan Poncol menimpa satu sepeda motor yang tengah melintas. Akibatnya, satu orang tewas dan satu lainnya luka berat. Dua rumah warga serta satu jembatan juga mengalami kerusakan.

BPBD Magetan bersama TNI, Polri, Dinas PUPR, Dinas Sosial, PMI, dan relawan sigap mengevakuasi korban serta membersihkan material longsoran menggunakan mobil pemadam kebakaran. Akses jalan berhasil dibuka kembali beberapa jam kemudian.

Garut diterjang hujan disertai angin kencang

Cuaca ekstrem juga melanda Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Kamis (6/11/2025) malam. Hujan deras disertai angin kencang merusak sejumlah rumah dan satu sekolah di Kecamatan Cilawu dan Banyuresmi.

"Sebanyak 22 KK atau 84 jiwa terdampak, dengan rincian 4 rumah rusak sedang, 18 rumah rusak ringan, serta satu fasilitas pendidikan mengalami kerusakan sedang. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini," tutur Aam.

Kejadian ini terjadi di tengah Status Siaga Darurat Banjir dan Cuaca Ekstrem Jawa Barat 2025/2026, yang berlaku hingga April 2026. BPBD Garut kini mendampingi warga memperbaiki rumah mereka secara bertahap.

Puting beliung rusak rumah di Halmahera Timur

Di wilayah timur Indonesia, bencana serupa terjadi di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara. Hujan lebat disertai kilat dan angin kencang pada Senin (10/11/2025) sekitar pukul 13.00 WIT memicu angin puting beliung yang merusak sejumlah rumah di Kecamatan Maba dan Kota Maba.

Tercatat tujuh kepala keluarga terdampak, dengan tujuh rumah rusak berat. BPBD Halmahera Timur bersama aparat desa dan Bhabinkamtibmas langsung turun ke lapangan untuk melakukan pendataan dan menyiapkan bantuan darurat.

Hingga Senin malam, cuaca di wilayah tersebut masih hujan disertai angin kencang. Masyarakat diminta tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana lanjutan.

BNPB imbau warga siaga hadapi musim hujan

Abdul Muhari mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah seiring intensitas hujan yang mulai tinggi.

"Masyarakat juga diharapkan menjaga kebersihan saluran air, menghindari aktivitas di sekitar tebing atau aliran sungai saat hujan deras, serta segera melapor kepada aparat desa atau BPBD setempat apabila terlihat tanda-tanda bencana seperti kenaikan debit air, longsoran kecil, atau angin kencang," imbaunya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement