Kuy Nostalgia! Ini Kisah Tragis Kawasaki Athlete Pro di Indonesia
![]() |
| Kawasaki Athlete Pro |
PEWARTA.CO.ID — Nama Kawasaki Athlete Pro mungkin sudah jarang terdengar, bahkan banyak anak motor generasi sekarang yang belum pernah melihat wujud aslinya di jalan.
Padahal, motor bebek bergaya ayam jago ini sempat menjadi andalan Kawasaki di segmen underbone sporty, meski usianya di pabrik sangat singkat.
Motor ini bukan sekadar bebek biasa. Dengan gaya yang agresif dan posisi berkendara mirip motor sport, Athlete Pro sebenarnya punya potensi untuk jadi idola. Sayangnya, perjalanan hidupnya di pasar otomotif Indonesia hanya bertahan sekitar tiga tahun saja.
Awal mula Kawasaki Athlete: Penantang Satria F
Kisahnya bermula pada 2008, ketika Kawasaki meluncurkan Athlete generasi pertama ke pasar Tanah Air. Saat itu, segmen motor ayam jago sedang panas-panasnya karena kedatangan Suzuki Satria F150 yang lebih dulu memikat hati anak muda.
Kawasaki mencoba masuk ke gelanggang yang sama dengan Athlete. Secara tampilan, konsepnya mirip: motor bebek dengan nuansa sporty, rangka underbone, dan desain yang agresif. Namun, dari sisi teknis, Athlete sudah “kalah start”.
Perbedaan konstruksi dan kapasitas mesin membuatnya sulit menandingi pamor Satria F150 yang lebih bertenaga dan lebih dulu punya fanbase kuat.
Alhasil, meski cukup dikenal, nama Athlete tidak pernah benar-benar menjadi raja di kelasnya.
Hadirnya Athlete Pro: Generasi baru yang lebih gahar
Untuk menghidupkan kembali nama Athlete, Kawasaki kemudian menghadirkan generasi penerus bernama Kawasaki Athlete Pro. Model ini mulai dirilis sekitar 2015 sebagai pembaruan total dari versi pertama.
Sebagai penerus, Athlete Pro membawa misi besar: tampil lebih segar, lebih kekar, dan lebih sesuai dengan selera anak muda saat itu yang gandrung dengan desain motor tajam dan futuristis. Kawasaki pun memberikan sejumlah upgrade yang cukup signifikan.
Desain berotot, sudut lebih tajam
Dari sektor desain, perbedaan antara Athlete generasi awal dan Athlete Pro cukup kentara. Athlete Pro tampil lebih berotot, dengan bodi yang tampak lebih lebar dan proporsional. Garis-garis bodinya dibuat tajam, sehingga kesan sporty dan agresifnya jauh lebih menonjol dibanding pendahulunya.
Tampilan depannya mengusung desain yang tegas, memberi kesan siap diajak ngebut. Bagian samping terlihat padat, seolah mengisi ruang yang sebelumnya terasa lebih simpel pada Athlete generasi pertama. Secara visual, Athlete Pro jelas naik kelas dari sisi tampilan.
Untuk pengendara yang suka tampil beda, motor seperti ini sebenarnya sangat menggoda. Karakternya tidak pasaran, dan punya aura “anti-mainstream” dibanding bebek-bebek biasa.
Hanya diproduksi tiga tahun
Meski sudah mendapat sejumlah pembaruan, nasib Athlete Pro ternyata tidak lebih baik dari generasi pertama. Motor ini terasa jauh lebih jarang terlihat lalu-lalang di jalanan dibanding Athlete awal.
Produksinya pun terbilang singkat. Kawasaki hanya memproduksi Athlete Pro hingga sekitar 2018. Artinya, umur produksinya kurang lebih cuma tiga tahun saja. Untuk ukuran sebuah motor pabrikan besar, masa edar sependek ini tentu cukup disayangkan.
Ada beberapa faktor yang bisa menjelaskan mengapa Kawasaki Athlete Pro kurang bersinar:
Persaingan ketat di segmen sport & ayam jago
Saat Athlete Pro hadir, tren motor sport fairing dan naked 150 cc sedang naik daun. Banyak anak muda lebih tergoda pindah ke motor sport full-size daripada bebek ayam jago. Akibatnya, segmen underbone sporty makin mengecil.
1. Nama yang kurang sekuat kompetitor
Di segmen ayam jago, nama Satria F150 sudah terlanjur mendarah daging. Bagi banyak konsumen, “motor ayam jago” identik dengan Satria F, sehingga ruang untuk kompetitor jadi makin sempit.
2. Kurang terlihat di jalanan
Karena jumlahnya dari awal memang tidak terlalu banyak, Athlete Pro jadi terasa “langka” sejak masih baru. Minimnya populasi membuatnya jarang muncul di komunitas atau tongkrongan anak motor.
3. Potensi yang terlewatkan
Padahal, bila melihat konsepnya, Athlete Pro punya banyak hal yang menarik. Desain tajam dan berotot membuatnya punya karakter kuat. Posisi berkendaranya yang sporty cocok untuk harian sekaligus gaya.
Bagi mereka yang ingin tampil beda, motor ini bisa jadi alternatif yang unik.
Sayangnya, kombinasi momentum pasar yang kurang pas dan kerasnya persaingan membuat pamornya meredup sebelum sempat bersinar terang.
Kini jadi motor langka di jalan
Karena masa produksinya singkat dan populasinya terbatas, Kawasaki Athlete Pro kini sudah jarang sekali terlihat di jalanan. Bagi sebagian orang, mungkin malah belum pernah melihat langsung wujudnya.
Justru karena itulah, statusnya perlahan berubah jadi motor langka. Pencinta motor unik maupun kolektor underbone lawas mulai melirik model ini sebagai barang incaran. Bukan karena performanya paling buas, tapi karena nilai ceritanya: motor ayam jago Kawasaki yang hanya sebentar singgah di pasar Indonesia.
Motor nostalgia untuk yang suka beda
Bagi kamu yang pernah melihat atau bahkan pernah punya Kawasaki Athlete Pro, motor ini mungkin menyimpan memori tersendiri. Mulai dari tampilannya yang nyentrik, hingga fakta bahwa ia tidak mudah ditemukan di parkiran mana pun.
Di tengah lautan motor-motor baru yang desainnya mirip satu sama lain, kehadiran Athlete Pro terasa seperti potongan sejarah kecil yang pantas dikenang. Singkat, tapi berkesan — dan justru karena itu, membuatnya semakin menarik untuk dinostalgikan.
