Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Penjualan Lesu, Laba Honda Anjlok 25 Persen Akibat Biaya Mobil Listrik dan Pasar Asia Melemah

Penjualan Lesu, Laba Honda Anjlok 25 Persen Akibat Biaya Mobil Listrik dan Pasar Asia Melemah
Penjualan Lesu, Laba Honda Anjlok 25 Persen Akibat Biaya Mobil Listrik dan Pasar Asia Melemah

PEWARTA.CO.ID — Raksasa otomotif asal Jepang, Honda Motor Co, tengah menghadapi tekanan berat di tengah penurunan penjualan global dan tingginya biaya produksi mobil listrik.

Situasi ini berdampak langsung pada kinerja keuangan perusahaan yang mencatat penurunan laba operasi cukup signifikan pada kuartal kedua tahun fiskal 2025/2026.

Laba operasional Honda merosot tajam

Dalam laporan terbarunya, Honda mengumumkan laba operasi sebesar 194 miliar yen untuk periode Juli–September 2025. Angka ini turun tajam sekitar 25 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang mencapai 257,9 miliar yen.

Mengutip laporan Reuters, Senin (10/11/2025), Direktur Eksekutif Wakil Presiden Honda, Noriya Kaihara, menjelaskan bahwa sejumlah faktor berkontribusi pada penurunan ini. Mulai dari rendahnya permintaan kendaraan listrik, menurunnya penjualan di kawasan Asia termasuk China, hingga gangguan pasokan semikonduktor yang belum sepenuhnya pulih.

Kondisi tersebut diperkirakan akan memangkas laba operasi tahunan Honda hingga akhir Maret 2026 menjadi sekitar 550 miliar yen, atau turun 21 persen dari proyeksi awal sebesar 700 miliar yen.

Target penjualan di Asia direvisi turun

Honda kini memperkirakan total penjualan mobilnya di Asia, termasuk di China, hanya mencapai sekitar 925 ribu unit untuk tahun fiskal berjalan. Angka ini turun lebih dari 10 persen dari target sebelumnya yang dipatok sebanyak 1,09 juta unit.

Persaingan yang semakin sengit di kawasan Asia Tenggara juga menjadi tantangan tersendiri. Kehadiran produsen otomotif asal China dengan agresifnya membuat kompetisi semakin ketat, memaksa banyak perusahaan, termasuk Honda, memberikan insentif lebih tinggi dan menurunkan harga agar tetap kompetitif.

"Kami menyadari bahwa tinjauan fundamental diperlukan untuk Asia. Namun, mulai tahun fiskal ini hingga tahun depan, tidak akan ada model yang benar-benar baru," ujar Kaihara.

Strategi global Honda akan dirombak

Menurunnya performa penjualan dan meningkatnya biaya produksi membuat Honda harus meninjau ulang strategi globalnya. Perusahaan berencana melakukan penyesuaian besar pada sejumlah sektor penting, termasuk efisiensi biaya dan rantai pasok.

Selain itu, Honda juga akan memperkuat fokus terhadap pengembangan kendaraan listrik agar tetap kompetitif menghadapi dominasi produsen China dan Eropa yang semakin agresif di segmen electric vehicle (EV).

Upaya penyesuaian ini menjadi langkah penting bagi Honda untuk bertahan di tengah perubahan cepat dalam industri otomotif global. Meski menghadapi masa sulit, perusahaan optimistis bahwa restrukturisasi strategi akan membantu menjaga stabilitas bisnis dan memperkuat posisi Honda di pasar internasional.

Advertisement
Advertisement
Advertisement