Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

849.133 Jiwa Mengungsi Akibat Bencana Alam di Sumatera dan Aceh, BNPB Ungkap Dampaknya

849.133 Jiwa Mengungsi Akibat Bencana Alam di Sumatera dan Aceh, BNPB Ungkap Dampaknya
849.133 Jiwa Mengungsi Akibat Bencana Alam di Sumatera dan Aceh

PEWARTA.CO.ID — Bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera memaksa ratusan ribu penduduk meninggalkan rumah mereka.

Dalam laporan resmi terbaru, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa total 849.133 jiwa kini berada di posko pengungsian yang tersebar di beberapa provinsi terdampak.

Jumlah tersebut menggambarkan betapa luasnya dampak bencana yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

BNPB menyebut Aceh sebagai wilayah dengan jumlah pengungsi terbesar, disusul Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

Situasi ini membuat pemerintah pusat meningkatkan koordinasi untuk mempercepat bantuan dan penanganan darurat bagi masyarakat.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, merinci bahwa hampir seluruh wilayah terdampak masih berada dalam kondisi tanggap darurat.

“Jumlah pengungsi tercatat di posko sekitar 849.133 jiwa,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa angka tersebut terdiri atas 775.346 orang di Aceh, 51.433 orang di Sumatera Utara, dan 22.354 orang di Sumatera Barat.

Di samping melonjaknya jumlah pengungsi, BNPB juga melaporkan data korban jiwa yang cukup memprihatinkan. Hingga laporan diterbitkan, 867 orang telah dinyatakan meninggal dunia, sementara 521 orang lainnya masih hilang dan dalam proses pencarian di lapangan.

Setiap provinsi memiliki catatan korban yang berbeda sesuai kondisi wilayah masing-masing. Berikut rincian korban jiwa berdasarkan data BNPB:

  • Sumatera Utara: 312 meninggal, 133 hilang
  • Aceh: 345 meninggal, 174 hilang
  • Sumatera Barat: 210 meninggal, 214 hilang

BNPB menegaskan bahwa seluruh tim SAR, relawan, dan pemerintah daerah terus bekerja mengoptimalkan operasi pencarian, pengevakuasian korban, serta distribusi logistik bagi para penyintas.

Upaya mitigasi dan pemulihan di wilayah terdampak juga terus diprioritaskan untuk mencegah risiko lanjutan seperti krisis pangan, gangguan kesehatan, hingga potensi bencana susulan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement