Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

BMKG Warning Gelombang Laut Hingga 4 Meter, Ancaman Serius di Akhir 2025–Awal 2026

BMKG Warning Gelombang Laut Hingga 4 Meter, Ancaman Serius di Akhir 2025–Awal 2026
BMKG warning gelombang laut hingga 4 meter, ancaman serius di akhir 2025–awal 2026. (Dok. Freepik)

PEWARTA.CO.ID — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang laut tinggi yang dapat mencapai hingga 4 meter di sejumlah perairan Indonesia.

Ancaman ini diperkirakan berlangsung pada periode 30 Desember 2025 hingga 3 Januari 2026, bertepatan dengan pergantian tahun.

BMKG menjelaskan, peningkatan tinggi gelombang dipengaruhi oleh aktivitas Siklon Tropis TC Hayley yang terpantau di Samudra Hindia selatan Pulau Sumba, serta keberadaan Bibit Siklon 90S di wilayah daratan Australia bagian utara.

Kedua sistem cuaca tersebut memicu penguatan angin yang berdampak langsung pada kondisi gelombang laut di wilayah perairan Indonesia.

Secara umum, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara bergerak dari arah utara hingga timur dengan kecepatan berkisar antara 6 hingga 25 knot.

Sementara di wilayah selatan Indonesia, angin bertiup dari barat daya hingga barat laut dengan kecepatan 8 hingga 25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) serta Laut Arafuru bagian timur.

"Gelombang sangat tinggi dengan kisaran 2,5 hingga 4,0 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, dan Samudra Hindia selatan Jawa Barat," demikian keterangan BMKG, Selasa (30/12/2025).

Selain itu, gelombang laut dengan ketinggian antara 1,25 hingga 2,5 meter juga berpotensi melanda berbagai wilayah perairan lainnya.

Daerah yang perlu meningkatkan kewaspadaan antara lain Samudra Hindia barat Aceh, perairan barat Kepulauan Nias dan Mentawai, barat Bengkulu, Samudra Hindia selatan DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT, serta perairan Laut Natuna Utara, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Samudra Pasifik utara Maluku dan Papua, Laut Maluku, hingga Laut Arafuru.

BMKG menegaskan bahwa kondisi gelombang tinggi tersebut berisiko membahayakan keselelamatan pelayaran.

Karena itu, nelayan tradisional, operator kapal, serta masyarakat pesisir diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempertimbangkan kondisi cuaca sebelum melaut.

BMKG juga merinci ambang batas risiko keselamatan pelayaran.

Perahu nelayan berisiko pada kecepatan angin di atas 15 knot dan gelombang lebih dari 1,25 meter.

Kapal tongkang berisiko pada angin di atas 16 knot dan gelombang di atas 1,5 meter.

Kapal ferry berisiko pada angin lebih dari 21 knot dan gelombang di atas 2,5 meter, sementara kapal besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar berisiko pada angin di atas 27 knot dengan gelombang lebih dari 4 meter.

“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah pesisir yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” pungkas BMKG.

BMKG juga mengimbau masyarakat untuk rutin memantau informasi cuaca maritim terbaru melalui kanal resmi guna mengantisipasi risiko yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement