Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Kemenkop Kerahkan 7.894 Pendamping Bisnis, Kopdes Merah Putih Didorong Jadi Motor Ekonomi Desa

Kemenkop Kerahkan 7.894 Pendamping Bisnis, Kopdes Merah Putih Didorong Jadi Motor Ekonomi Desa
Ilustrasi. Kemenkop kerahkan 7.894 pendamping bisnis, Kopdes Merah Putih didorong jadi motor ekonomi desa. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID — Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) mengintensifkan penguatan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih dengan melibatkan ribuan pendamping bisnis sepanjang 2025.

Total sebanyak 7.894 business assistant (BA) tercatat aktif mendampingi koperasi desa dan kelurahan di berbagai daerah sebagai upaya membangun koperasi modern dan berdaya saing.

Menteri Koperasi Ferry Juliantono menegaskan bahwa peran pendamping bisnis menjadi faktor kunci keberhasilan program Kopdes/Kel Merah Putih.

Menurutnya, kualitas pendampingan akan menentukan apakah koperasi mampu tumbuh sehat dan berkelanjutan.

“Kopdes ini harus keren, modern, dan menjadi legacy bagi kita semua. Mari kita songsong 2026 dengan kinerja yang berintegritas agar Kopdes modern dan berdaya saing,” kata Ferry dalam pengarahan akhir tahun yang digelar secara virtual dan diikuti seluruh BA serta kepala dinas dari berbagai daerah, Senin.

Evaluasi kinerja jadi dasar program 2026

Dalam keterangan pers kementerian, Ferry menyampaikan laporan kinerja hampir 8.000 BA yang telah bertugas selama tiga bulan terakhir akan menjadi bahan evaluasi utama untuk penyusunan program lanjutan pada 2026.

Ia menekankan, keberhasilan Kopdes/Kel Merah Putih sangat bergantung pada mutu asistensi bisnis yang diberikan di lapangan.

Selain penguatan manajerial, Kemenkop juga menargetkan percepatan pembangunan infrastruktur fisik koperasi, mulai dari gudang, gerai usaha, hingga sarana pendukung lainnya.

Pemerintah menargetkan operasional Kopdes/Kel Merah Putih dapat mulai berjalan pada Maret–April 2026.

Optimisme hadapi tantangan tahun depan

Ferry mengakui tantangan pengembangan koperasi desa ke depan akan semakin kompleks.

Meski demikian, ia optimistis target pembangunan Kopdes/Kel Merah Putih dapat tercapai dengan dukungan ribuan pendamping bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dengan ekosistem pendampingan yang kuat, Kopdes/Kel Merah Putih diharapkan mampu menjadi pusat aktivitas ekonomi baru di desa dan kelurahan, menggerakkan transaksi keuangan, serta meningkatkan kegiatan produktif masyarakat.

Pendampingan menyeluruh dari hulu ke hilir

Deputi Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Panel Barus menjelaskan, ruang lingkup pendampingan BA tidak hanya terbatas pada operasional koperasi.

Asistensi juga mencakup penyusunan rencana bisnis, pemenuhan administrasi melalui sistem Simkopdes, hingga pendampingan pengajuan pembiayaan dan percepatan pembangunan aset fisik.

Menurutnya, pendampingan yang komprehensif menjadi fondasi penting agar Kopdes/Kel Merah Putih dapat tumbuh secara sehat dan kompetitif di tengah dinamika ekonomi.

Daerah minta pendampingan dilanjutkan

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Provinsi Sumatra Utara Naslindo mengapresiasi keberadaan program BA dan project management officer (PMO) yang dinilainya sangat membantu penguatan koperasi di daerah.

Ia mengungkapkan bahwa sebanyak 380 koperasi di Sumatra Utara terdampak bencana, dengan total kerugian mencapai lebih dari Rp31 miliar.

Oleh karena itu, ia berharap pendampingan BA tetap berlanjut pada 2026 melalui dukungan dana dekonsentrasi, khususnya bagi wilayah terdampak bencana.

Dengan sinergi pusat dan daerah, Kemenkop menargetkan Kopdes/Kel Merah Putih mampu menjadi pilar ekonomi kerakyatan yang tangguh sekaligus memperkuat daya saing koperasi di tingkat lokal maupun nasional.

Advertisement
Advertisement
Advertisement