Libur Panjang Lebih Bermakna, Psikolog Sarankan Tontonan Edukatif Singkat untuk Anak
![]() |
| Ilustrasi. Libur panjang lebih bermakna, psikolog sarankan tontonan edukatif singkat untuk anak. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID — Libur panjang anak kerap menjadi tantangan bagi orang tua dalam mengatur aktivitas agar tetap menyenangkan sekaligus bermanfaat.
Salah satu pilihan yang dinilai efektif adalah menemani anak menonton tayangan edukatif dengan durasi singkat, sehingga waktu layar tetap terkontrol tanpa menghilangkan unsur belajar.
Psikolog anak Grace E. Sameve, M.A, M.Psi menegaskan bahwa teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan anak.
Namun, kunci utamanya bukan melarang, melainkan mendampingi anak agar penggunaan gawai tetap sehat dan bermakna.
"Teknologi kini sudah menjadi bagian dari kehidupan anak. Yang penting bukan menjauhkannya, tetapi mendampingi mereka menggunakannya secara sehat dan bermakna," kata Grace dalam keterangan pers yang diterima, Senin.
Ia mengingatkan, berbagai lembaga internasional seperti World Health Organization (WHO) dan American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan anak usia 2 hingga 5 tahun untuk tidak terpapar screen time lebih dari satu jam per hari.
Bahkan, semakin singkat durasinya, semakin baik bagi tumbuh kembang anak.
Menurut Grace, tayangan edukatif berdurasi pendek, aman, dan tetap menyenangkan dapat menjadi solusi tepat untuk mengisi waktu liburan.
Format konten singkat dengan pesan yang padat dinilai semakin relevan, terutama bagi keluarga muda ketika waktu luang anak meningkat dan paparan gawai sulit dihindari.
Menjawab kebutuhan tersebut, platform parenting Tentang Anak meluncurkan SANG, serial animasi edukatif dengan durasi sekitar tiga menit per episode.
Tayangan ini dapat diakses secara gratis melalui kanal YouTube resmi Tentang Anak dan dikembangkan bersama dokter serta psikolog anak.
"SANG hadir untuk membantu orang tua mengenalkan nilai-nilai baik dengan cara yang menyenangkan,” kata konsultan edukasi Tentang Anak.
Serial ini dirancang sesuai dengan tahapan perkembangan sosial dan emosional anak Indonesia.
Setiap episode menampilkan empat karakter sahabat, yakni Swara, Aluna, Nada, dan Gema, yang mengajak anak memahami nilai-nilai sederhana dalam kehidupan sehari-hari, seperti berbagi, meminta tolong, mengucapkan maaf, dan berterima kasih.
Tentang Anak juga mengutip data yang menunjukkan bahwa hampir 40 persen anak Indonesia usia 2–5 tahun menghabiskan waktu lebih dari dua jam per hari di depan gawai, jauh melampaui rekomendasi WHO dan AAP.
Di tengah kondisi tersebut, format tayangan singkat seperti SANG dinilai membantu orang tua tetap memberikan screen time dalam porsi kecil dan terukur, tanpa menggeser aktivitas penting lain seperti bermain fisik dan interaksi langsung.
Menariknya, setiap episode SANG hanya berfokus pada satu nilai karakter.
Pendekatan ini membuat pesan lebih mudah dipahami anak dan mencegah overstimulasi akibat cerita yang terlalu panjang atau kompleks.
Tak hanya menghadirkan animasi, serial ini juga dilengkapi dengan buku cerita anak dalam format bilingual bahasa Indonesia–Inggris.
Buku tersebut dirancang agar anak dapat mengingat kembali karakter dan pesan cerita, sekaligus menjadi sarana quality time membaca bersama orang tua.
Dengan pendekatan ini, anak tidak sekadar menonton lalu lupa, tetapi juga diajak mempraktikkan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari.
Selain mengurangi durasi screen time, cara ini dinilai mampu mengubah waktu menonton menjadi momen kebersamaan yang lebih berkualitas selama libur panjang.

