Terkait penghapusan travel bubble ini, banyak pihak yang mengapresiasi. Pasalnya, Bali akan menjadi primadona jujukan para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Perekonomian Bali di klaim akan kembali pulih, dan semua sektor akan kembali merasakan dampak positifnya. Seperti pelaku usaha akomodasi hotel, perjalanan wisata, bahkan sektor usaha kecil menengah (UKM) yang menjual produk asli Bali..
Seperti yang dikatakan, Wali Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Putu Supadma. Ia mengungkapkan, jika aturan penghapusan travel bubble di Bali ini nantinya akan menjadi momen kebangkitan pergerakan ekonomi di Pulau Dewata.
Hal itu akan semakin nyata dan berprospek cerah jika status pandemi juga dapat berubah menjadi endemi.
"Kita berharap pandemi dalam waktu dekat akan menjadi endemi. Sehingga bisa terbang (melakukan kunjungan ke Bali) kembali," ujarnya seperti dilansir dari detikTravel, Senin (14/3/2022).
Putu juga menjelaskan, kebijakan pencabutan travel bubble sekaligus menghapus kewajiban karantina akan membuat wisatawan dapat datang langsung ke Bali untuk berwisata. Dampaknya, hal ini bisa membuat pelaku UMKM dan jasa usaha pariwisata mendapatkan benefit atau keuntungan.
"Otomatis, in the end of the day, Bali bangkit!," ucapnya mengapresiasi.
Untuk diketahui, dalam waktu dekat Bali juga akan menjadi tuan rumah untuk agenda Sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144, yang dilaksanakan di Bali International Convention Center, tepatnya di Nusa Dua, Bali.
Agenda yang mengangkat tema"Geeting to Zero: Mobilizing Parliaments to Act on Climate Change" tersebut diselenggarakan pada 20-24 Maret 2022, dengan DPR RI berlaku sebagai tuan rumah penyelenggara.
Dengan dampak penghapusan kebijakan travel bubble ini kata Putu, disambut baik oleh setiap stakeholder di Bali. Bahkan mereka siap memposisikan diri kembali menyambut kehadiran wisatawan yang berlibur ke Bali.
"Bali sudah siap (menyambut wisatawan)," tandasnya.
(glh/swn)