 |
| Ilustrasi AI |
Para pebisnis mulai meninggalkan cara lama yang lebih memakan waktu lama serta biaya operasional yang tak sedikit.
Karenanya, penggunaan Artificial Intelligence (AI) ke dalam dunia kerja semakin diminati, karena kualitas dan kuantitas lebih mudah di kontrol ketimbang dengan cara manual.
Lantas bagaimana nasib pekerja manusia di masa depan?
Menjawab pertanyaan itu, GTM Strategy & Ops. Manager Biginsight, Salma Tarizkq mengatakan, sekalipun AI di klaim memiliki banyak kelebihan tetap saja ada batasannya.
Menurutnya, kehadiran AI bukan untuk menggantikan pekerja manusia, melainkan sebagai alat yang justru semakin mempermudah pekerjaan manusia itu sendiri.
"Malah akan melatih mereka menggunakan data tersebut lebih baik, akan melatih mereka bekerja efisien," terangnya saat menghadiri acara Bincang-bincang Media, dikutip detikFinance, Kamis (12/5/2022).
Salma menambahkan, tenaga dan pikiran manusia tetap dibutuhkan di beberapa bidang pekerjaan, seperti supply atau pengiriman barang misalnya.
Hal senada juga disampaikan COO IYKRA Nabil Badjri. Ia mengatakan jika AI hanyalah piranti pembantu pekerjaan manusia.
"Pasti akan ada selalu error dari setiap apa yang dilakukan. Nah, disinilah sentuhan manusia dibutuhkan," ucapnya.
Meski demikian lanjut Nabil, besar kemungkinan jika ada role yang akan tergantikan peranannya berkat kehadiran AI. Tetapi, tetap saja di bagian tertentu Mash membutuhkan peran manusia.
(spt/by)
