 |
| Pelaku WMZ (29) dibekuk polisi usai terbukti menggadaikan barang milik perusahaan untuk judi online. (Dok. Kompas.com) |
PEWARTA.CO.ID - Seorang karyawan perusahaan manufaktur di Tambora, Jakarta Barat, nekat menjual aset inventaris kantor berupa laptop dan kamera untuk bermain judi online.
Pelaku berinisial WMZ (29) dilaporkan telah menggadaikan barang miliki perusahaan tempatnya bekerja, di mana uangnya untuk berjudi jenis slot.
WMZ mengaku kecanduan game slot sehingga nekat menggelapkan aset milik perusahaan tersebut.
Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama, pelaku bahkan juga menggadaikan sejumlah barang lainnya, seperti printer, 3 unit hardisk, VGA card, dan 3 unit monitor.
"Pelaku mengambil alih peralatan tersebut dengan dalih untuk pembuatan aplikasi, perbaikan, dokumentasi, dan persiapan acara ulang tahun perusahaan," kata Putra sebagaimana dilansir Kompas.com, Rabu (30/8/2023).
"Namun, peralatan berharga ini justru digadaikan atau dijual oleh pelaku tanpa izin perusahaan," imbuhnya.
Polisi kemudian menelusuri keberadaan barang yang telah digadaikan pelaku, yang diketahui berada di beberapa wilayah berbeda, mulai dari Tambora; Cibinong, Jawa Barat; Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.
WMZ mendapatkan uang hasil menggadaikan barang-barang tersebut dengan nominal bervariasi, mulai Rp 2,5 juta hingga Rp 5,4 juta.
"Uang hasil kejahatan ini ternyata digunakan pelaku untuk bermain judi online," jelas Kapolsek Tambora.
Selain untuk bermain judi, pelaku juga mengaku sisa uang hasil penggelapan aset perusahaan itu ia gunakan untuk menutupi utang yang juga masih terkait dampak ia berjudi.
Seperti diketahui, belakangan banyak terjadi kasus judi online yang menjerat masyarakat. Bahkan tak hanya judi slot, berbagai praktik perjudian lain seperti togel juga semakin menjamur.
Korbannya menyasar berbagai kalangan, dari masyarakat umum, pelajar, bahkan kalangan anak-anak. Tentu hal ini menjadi perhatian khusus bagi aparat penegak hukum.
Terang saja, karena transaksi daring dinilai telah memudahkan transaksional sehingga lebih banyak orang yang tertarik mencobanya. Padahal lambat laun kebiasaan ini akan mengganggu stabilitas perekonomian pemainnya.
Jika tidak segera diberantas, maka akan lebih banyak korban yang terjerat permainan haram tersebut.
