Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Kasus Balita Cacingan di Sukabumi, Kemenkes Ingatkan Pentingnya PHBS untuk Cegah Kasus Serupa

Kasus Balita Cacingan di Sukabumi, Kemenkes Ingatkan Pentingnya PHBS untuk Cegah Kasus Serupa
Kasus Balita Cacingan di Sukabumi, Kemenkes Ingatkan Pentingnya PHBS untuk Cegah Kasus Serupa.

PEWARTA.CO.ID — Kasus meninggalnya seorang balita berusia tiga tahun bernama Raya di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat akibat penyakit cacingan menjadi perhatian serius Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Melalui Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Aji Muhawarman, Kemenkes mengimbau masyarakat agar lebih disiplin menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) guna mencegah kejadian serupa terulang.

"Menjaga perilaku hidup bersih dan sehat dengan membiasakan mencuci tangan di 5 waktu penting: setelah makan, setelah BAB, sebelum menjamah makanan, sebelum menyusui, setelah beraktifitas; melakukan BAB pada tempatnya, memakai alas kaki, memotong kuku; mencuci buah dan sayuran sebelum dimakan, memasak makanan dengan baik, dan menggunakan sumber air bersih," ujar Aji dalam keterangannya, Jumat (22/8/2025).

Imbauan berobat dan pemberian obat cacing

Aji menekankan pentingnya deteksi dini pada gejala cacingan. Ia meminta masyarakat yang mengalami tanda-tanda penyakit tersebut segera mendatangi puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis.

Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya pemberian obat cacing secara rutin pada anak.

“Untuk anak usia 1-12 tahun, disarankan minum obat cacing yang diberikan petugas puskesmas dua kali dalam setahun,” jelasnya.

Penjelasan medis terkait cacing gelang

Lebih lanjut, Aji mengungkapkan bahwa kasus yang dialami Raya disebabkan oleh infeksi cacing gelang, salah satu jenis cacing yang memiliki ukuran cukup besar sehingga dapat terlihat dengan mata.

"Dalam kasus anak R di Kab. Sukabumi yang terinfeksi cacingan, kasus tersebut adalah kasus dengan jenis cacing gelang, karena jenis cacing ini ukurannya paling besar, sehingga bisa dilihat dengan mata biasa dan mudah dikenali dengan ukuran berkisar antara 10-35 cm," ujarnya.

Ia menambahkan, telur cacing gelang yang tertelan dapat menetas menjadi larva di usus halus.

“Bila telur infektif tertelan, telur akan menetas menjadi larva di usus halus kemudian menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu terbawa aliran darah ke jantung dan paru hingga bisa menyebabkan terjadinya Pneumonia, dengan gejala batuk, pilek, tidak sembuh dalam waktu lama, bisa keluar cacing dari hidung dan sesak nafas," tambah Aji.

Pentingnya edukasi kesehatan untuk keluarga

Kemenkes menekankan perlunya edukasi kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat mengenai pencegahan cacingan, terutama bagi keluarga yang memiliki anak kecil.

Langkah-langkah sederhana seperti mencuci tangan, menjaga kebersihan makanan, dan mengonsumsi obat cacing secara rutin dinilai sangat efektif menekan risiko penyakit berbahaya ini.

Advertisement
Advertisement
Advertisement