Penyebab Beras Premium Masih Langka di Ritel Modern, Ini Kata Pengamat Pertanian
![]() |
Beras premium masih langka di ritel modern. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID — Kelangkaan beras premium di ritel modern kembali menjadi sorotan. Pengamat Pertanian, Khudori, mengungkapkan sejumlah faktor yang memicu sulitnya komoditas tersebut ditemukan di pasaran.
Mulai dari tingginya harga gabah hingga kekhawatiran pelaku usaha terhadap aturan pemerintah disebut sebagai penyebab utama.
"Kenapa beras premium hilang dari ritel modern? Pertama, dari sisi harga, produsen rugi jika menjual sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi) beras saat ini. Harga gabah di pasar tetap tinggi," jelas Khudori, Senin (22/9/2025).
Menurutnya, kondisi ini membuat produsen beras premium, khususnya penggilingan besar, mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan baku sesuai dengan ketentuan harga yang ditetapkan pemerintah. Saat ini, harga gabah ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram, namun realita di lapangan jauh berbeda.
"Mereka rerata sudah membuat surat pernyataan tidak beli gabah di atas harga Rp6.500 per kg. Hari gini mana ada harga gabah sebesar itu," lanjutnya.
Selain masalah harga, Khudori juga menilai ada aspek lain yang memperburuk keadaan, yakni faktor psikologis dan regulasi. Produsen disebut masih khawatir berurusan dengan aparat penegak hukum, terutama terkait operasi Satgas Pangan.
"Mereka masih diliputi ketakutan kalau-kalau terkena masalah tatkala berurusan dengan Satgas Pangan," terang Khudori.
Kelangkaan beras premium ini pun berdampak langsung pada perilaku konsumen. Khudori menjelaskan, sebagian pembeli kemungkinan sesekali beralih ke jenis beras khusus, sementara masyarakat dengan kemampuan ekonomi terbatas cenderung mencari alternatif di luar ritel modern.
"Konsumen yang biasa membeli beras premium dan menemukan kenyataan beras itu tidak ada, boleh jadi beralih ke beras khusus. Mungkin sesekali. Tapi mereka yang punya keterbatasan daya beli hampir pasti mencari beras di tempat lain yang terjangkau kantong," pungkasnya.