Selamat Ulang Tahun ke-27 Google, Ini Sejarah Awal Berdiri hingga Jadi Raksasa Internet
![]() |
Ilustrasi. Google merayakan ulang tahun ke-27 pada September 2025. (Dok. Pewarta.co.id) |
PEWARTA.CO.ID — Pada tahun 2025 ini, perusahaan teknologi Google merayakan ulang tahun ke-27, sebuah perjalanan panjang sejak pertama kali berdiri di sebuah garasi sederhana di California hingga menjelma sebagai salah satu raksasa internet terbesar di dunia.
Mungkin bagi banyak orang, Google bukan sekadar perusahaan teknologi, melainkan bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Dari mencari informasi, menonton video, bekerja, hingga berkomunikasi, hampir semua aktivitas digital bersentuhan dengan layanan Google.
Merayakan ulang tahun ke-27 Google akan semakin menarik jika mengingat kembali sejarah berdirinya Google. Banyak orang mungkin hanya tahu Google sebagai mesin pencari, padahal perjalanan awalnya penuh tantangan.
Dibangun dengan modal terbatas, dua mahasiswa Stanford kala itu, Larry Page dan Sergey Brin, mencoba menghadirkan cara baru untuk mengatur informasi di internet. Kini, hasil kerja keras mereka bisa dirasakan miliaran pengguna di seluruh dunia.
Google yang dulu hanya proyek riset kampus, kini sudah menjelma menjadi perusahaan dengan ekosistem digital lengkap.
Tidak hanya mesin pencari, Google memiliki Gmail, YouTube, Google Maps, Android, hingga layanan cloud. Semua ini berawal dari mimpi sederhana, yakni membuat informasi dunia dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja. Menelusuri awal mula Google bisa menjadi kisah inspiratif untuk membuktikan bagaimana inovasi dan kegigihan bisa mengubah wajah dunia.
Awal mula berdirinya Google
![]() |
Larry Page dan Sergey Brin. (Dok. Ist) |
Cerita tentang asal-usul Google dimulai pada pertengahan 1990-an. Dua mahasiswa doktoral di Stanford, Larry Page dan Sergey Brin, bekerja sama pada proyek riset yang mereka beri nama “BackRub”.
Ide dasarnya sederhana tapi revolusioner, yaitu menilai kualitas sebuah situs web berdasarkan tautan yang mengarah ke sana. Dari konsep inilah lahir algoritma PageRank, yang kelak menjadi fondasi utama mesin pencari Google.
Pada masa itu, sebagian besar mesin pencari menilai relevansi dengan menghitung kemunculan kata kunci. Page dan Brin berpikir lebih jauh, di mana jika banyak situs penting menautkan ke sebuah halaman, itu berarti halaman tersebut dianggap berharga. Pendekatan ini ternyata memberikan hasil pencarian yang lebih relevan dan cepat disukai pengguna.
Nah, nama “Google” sendiri diambil dari plesetan kata googol, istilah matematika untuk angka 1 diikuti 100 nol. Nama ini dipilih untuk melambangkan misi mereka, yakni mengatur jumlah informasi yang sangat besar di internet.
Pada 1998, Google resmi didirikan, dan dari sana perjalanan sejarah berdirinya Google mulai mengakselerasi dari proyek kampus menjadi perusahaan rintisan berpotensi besar.
Pendirian resmi dan langkah awal (1998–2000)
![]() |
Kantor pertama Google adalah sebuah garasi di wilayah Menlo Park. (Dok. Mashable) |
Pada 4 September 1998 Google Inc. didirikan secara resmi. Kantor pertamanya bukanlah gedung megah, melainkan sebuah garasi di Menlo Park yang disewakan oleh Susan Wojcicki.
Di sanalah dua pendiri itu mulai merakit server, menulis kode, dan melayani permintaan pencarian pengguna yang kian bertambah.
Pada fase ini, Google juga mulai menarik perhatian investor. Suntikan modal awal memungkinkan mereka membeli peralatan, memperbanyak server, dan mempekerjakan tim kecil yang fokus pada peningkatan hasil pencarian. Kecepatan, kesederhanaan tampilan, dan ketepatan hasil menjadi ciri khas yang membuat pengguna menyukai layanan Google.
Model bisnis dan diversifikasi produk (2000–2008)
Tahun 2000 menjadi titik balik bagi Google, di mana mereka memperkenalkan sistem iklan berbasis kata kunci, yang kemudian dikenal sebagai AdWords (sekarang Google Ads). Model pay-per-click ini terbukti efektif—pengiklan membayar hanya ketika iklan diklik—membuka sumber pendapatan utama yang memungkinkan Google tumbuh cepat tanpa mengorbankan pengalaman pengguna.
Di samping itu, Google mulai memperluas layanan, mulai dari pencarian gambar, berita, hingga sistem direktori.
Pada rentang 2004–2005, produk seperti Gmail dan Google Maps muncul dan langsung memengaruhi cara orang berkomunikasi dan menavigasi dunia. Gmail menawarkan kapasitas besar pada saat itu, sementara Google Maps mengubah persepsi peta digital menjadi alat navigasi yang praktis dan interaktif dalam melakukan mobilitas.
Akuisisi strategis dan ekspansi besar
Google juga aktif melakukan akuisisi yang terbukti strategis. Pembelian YouTube pada 2006 menjadi langkah penting yang membawa Google ke ranah video user-generated content. YouTube kemudian tumbuh cepat dan menjadi platform utama untuk hiburan, pendidikan, dan pemasaran digital.
Akuisisi lainnya termasuk Android, yang kemudian menjadi sistem operasi (OS) mobile paling banyak dipakai di dunia—menghubungkan Google ke ekosistem perangkat seluler secara mendalam.
Langkah-langkah seperti pengembangan browser (Chrome), layanan cloud, dan alat kolaborasi (Docs, Drive) membuat Google tak lagi sekadar mesin pencari. Perusahaan berubah menjadi ekosistem yang saling terintegrasi, memudahkan pengguna untuk berpindah antar-layanan dengan satu akun.
IPO, Alphabet, dan restrukturisasi
Pada 2004 Google melakukan penawaran saham perdana (IPO) yang membuka akses modal besar bagi ekspansi. Dengan modal tersebut, Google mampu membangun infrastruktur pusat data global, merekrut talenta, dan memperkuat penetrasi produknya di berbagai pasar.
Di 2015, Google melakukan restrukturisasi besar dengan membentuk perusahaan induk bernama Alphabet. Tujuan utama restrukturisasi ini adalah memberi ruang bagi unit-unit yang fokus pada eksperimen dan riset—seperti Waymo (mobil otonom) dan Verily (kesehatan)—sementara Google tetap menjaga inti bisnisnya: pencarian, iklan, dan produk konsumen utama.
Baca juga: Nostalgia! Google Rayakan Ulang Tahun ke-27 dengan Logo Klasik 1998
Era kecerdasan buatan dan cloud (2020-an ke 2025)
![]() |
Google AI Project |
Memasuki dekade 2020-an, fokus Google bergeser kuat ke kecerdasan buatan. Google mengintegrasikan kemampuan AI ke produk-produknya: asisten virtual, pembantu penulisan di Gmail dan Docs, hingga model bahasa besar yang dapat melakukan tugas-tugas kompleks.
Perkembangan ini menegaskan ulang bahwa awal mula Google bukan sekadar soal menyajikan hasil pencarian, tetapi juga menyajikan kecerdasan yang membantu pengguna memahami dan menggunakan informasi dengan lebih mudah.
Selain AI, Google Cloud menjadi pilar penting lain. Layanan cloud mendukung perusahaan, startup, dan instansi pemerintahan untuk menjalankan aplikasi skala besar. Pertumbuhan cloud juga menunjukkan bagaimana diversifikasi bisnis menjadi penopang pendapatan selain iklan.
Tantangan yang dihadapi Google
Walau perusahaan semakin besar, perjalanan Google bukan berarti tanpa hambatan. Perusahaan ini seringkali menjadi sorotan soal privasi data, pengumpulan informasi pengguna, serta tuduhan praktik bisnis yang dianggap mengekang persaingan.
Berbagai regulator di banyak negara menindaklanjuti praktik-praktik tersebut dengan penyelidikan dan denda, menuntut transparansi dan perubahan kebijakan.
Konten berbahaya dan algoritma rekomendasi yang bisa mendorong misinformasi juga jadi masalah serius, khususnya pada platform seperti YouTube.
Selain itu, dominasi dalam iklan digital membuat Google menjadi target aturan antimonopoli di beberapa yurisdiksi—tantangan yang menuntut penyesuaian bisnis dan kepatuhan reguler.
Apa yang membuat Google bertahan dan tumbuh?
- Inovasi berkelanjutan: Google terus berinvestasi pada riset dan pengembangan, dari algoritma pencarian awal hingga aplikasi AI modern.
- Model bisnis efektif: Iklan berbasis relevansi memberikan nilai bagi pengiklan dan pengguna, menciptakan arus pendapatan yang stabil.
- Ekosistem terintegrasi: Layanan yang saling terhubung membuat pengguna betah berada dalam satu ekosistem Google.
- Infrastruktur global: Jaringan pusat data memungkinkan layanan cepat dan andal di seluruh dunia.
- Fokus pada pengalaman pengguna: Kesederhanaan tampilan dan kualitas hasil menjadikan Google tetap pertama bagi banyak orang.
Ulang tahun ke-27 Google: Refleksi dan makna
![]() |
Ilustrasi. Google 27th Anniversary (2025). --Dok. Istimewa |
Pada momen ulang tahun ke-27 Google, wajar jika banyak pihak berhenti sejenak untuk menilai perjalanan perusahaan ini. Dari proyek riset bernama BackRub hingga menjadi raksasa teknologi multi-layanan, cerita Google mengingatkan kita bahwa inovasi sering kali lahir dari ide sederhana yang dijalankan dengan konsistensi.
Perayaan ulang tahun juga menjadi momen publik untuk melihat sisi sosial dan tanggung jawab teknologi: bagaimana perusahaan sebesar Google menghadapi isu privasi, menyikapi regulasi, dan berkontribusi dalam program-program sosial atau filantropi. Semua itu adalah bagian dari perjalanan panjang dalam sejarah berdirinya Google yang terus berlanjut.
Di lapangan, pengguna merasakan perubahan paling nyata: layanan yang semakin cerdas, integrasi yang makin rapat, dan fitur-fitur yang membuat aktivitas digital sehari-hari menjadi lebih mudah. Dari mencari fakta cepat hingga memetakan rute perjalanan, dari menyimpan file di cloud hingga menonton video edukatif, Google hadir di banyak lini kehidupan digital.
Perjalanan ini juga mengajarkan satu hal penting: awal mula Google yang sederhana tidak lantas menjamin kesuksesan instan; pertumbuhan tersebut terjadi karena kombinasi visi, teknologi, model bisnis, dan adaptasi terhadap tantangan zaman.
Ulang tahun ke-27 Google adalah pengingat bahwa sejarah berdirinya Google, awal mula Google, dan asal-usul Google telah menempatkan perusahaan ini pada posisi unik—sebagai penyedia akses informasi, sekaligus pemain besar yang harus bertanggung jawab atas dampak sosial dan ekonomi dari teknologi yang dikembangkannya.
*Artikel ini ditulis oleh redaksi Pewarta.co.id dengan metode riset dari berbagai sumber dan ditulis ulang menggunakan bantuan AI.