4 Ciri-ciri Otrovert dalam Keseharian yang Mulai Banyak Dikenali, Apakah Kamu Termasuk?
![]() |
Ilustrasi. 4 Ciri-ciri Otrovert dalam Keseharian yang Mulai Banyak Dikenali. (Foto: Dok. Elena Golovchenko) |
PEWARTA.CO.ID — Istilah otrovert kini ramai dibicarakan di kalangan pemerhati psikologi modern. Setelah lama hanya mengenal dua tipe kepribadian—ekstrovert dan introvert—masyarakat kini mulai tertarik pada konsep baru yang menggambarkan kombinasi antara keduanya.
Meski begitu, perlu ditegaskan bahwa istilah kepribadian otrovert bukanlah diagnosis psikologis, melainkan deskripsi karakter sosial dan emosional seseorang.
Menurut Dr. Rami Kaminski, sosok yang pertama kali memperkenalkan istilah ini, otrovert adalah individu yang berkembang lebih baik ketika bekerja secara mandiri. Mereka cenderung menghindari interaksi yang bersifat performatif dan tidak tertarik untuk bergabung dengan kelompok hanya demi kepentingan sosial semata. Namun, mereka bukan termasuk orang yang antisosial.
“Seorang otrovert memungkinkan lebih berkembang ketika bekerja sendiri, tidak menyukai jejaring performatif, dan tidak tertarik bergabung hanya demi bergabung, namun mereka bukanlah antisosial,” jelas Dr. Kaminski dalam penelitiannya.
Sejumlah media yang merangkum karya Dr. Kaminski menggambarkan otrovert sebagai perpaduan antara empati tinggi dan kemandirian emosional. Kaminski bahkan telah menciptakan fitur pemeriksaan diri daring untuk membantu orang mengenali kecenderungan kepribadian ini lebih dalam.
Ciri-ciri seorang otrovert
Berbeda dengan ekstrovert yang energinya bertumpu pada interaksi sosial, atau introvert yang butuh ruang tenang untuk memulihkan diri, otrovert berada di titik tengah. Mereka dapat bersosialisasi dengan baik, namun tetap nyaman saat harus sendiri.
Seperti dilansir Indiatoday, Rabu (8/10/2025), berikut empat ciri-ciri otrovert yang bisa kamu kenali dalam kehidupan sehari-hari:
1. Merasa nyaman saat sendirian
Seorang otrovert tidak takut kesepian. Mereka justru menggunakan waktu sendiri untuk berpikir, berkreasi, atau memulihkan energi.
2. Lebih menyukai hubungan personal yang mendalam
Otrovert tidak tertarik memiliki banyak teman hanya demi status sosial. Mereka lebih menghargai koneksi emosional yang autentik dan tulus.
3. Mementingkan autentisitas dibanding penerimaan sosial
Bagi otrovert, menjadi diri sendiri jauh lebih penting daripada diterima oleh lingkungan. Mereka tidak ragu tampil apa adanya meskipun dianggap berbeda.
4. Tahan terhadap tekanan tren dan kelompok
Otrovert biasanya tidak mudah terbawa arus tren. Mereka memiliki prinsip kuat dan cenderung mengikuti keyakinan pribadi daripada opini mayoritas.
Dr. Kaminski menilai bahwa kepribadian otrovert menggambarkan orang-orang yang mudah bergaul, tetapi tetap mandiri secara emosional. Mereka tahan terhadap tekanan sosial dan lebih nyaman berada “di pinggir kerumunan” ketimbang berada di pusat perhatian.
“Beberapa orang memang ditakdirkan untuk menjadi ekstrovert (mudah bergaul dan berempati), namun mandiri secara emosional dan sebagian besar tidak tergerak oleh keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok,” ujar Dr. Kaminski.
Fenomena otrovert ini kemudian menjadi refleksi menarik bagi banyak orang yang merasa tidak cocok sepenuhnya dengan label introvert atau ekstrovert.
Kepribadian ini memperlihatkan bahwa menjadi sosial bukan berarti harus kehilangan kemandirian emosional, dan menyukai kesendirian bukan berarti menolak dunia luar.