GfM7GfzpGpW0BUOlGfO8TSCiBY==

Bio Farma Siapkan Pemindai Deteksi Dini Kanker Serviks

Keterangan Foto: Kadis Kesehatan Sulsel, dr. Hj. Rosmini Pandin, Ketua Pobi Makassar, MARS, Prof. Dr. dr. Syahrul Rauf, SpOG, Fitri Puspadewi, Kepala Divisi Marketing Domestik Bio Farm
Keterangan Foto: Kadis Kesehatan Sulsel, dr. Hj. Rosmini Pandin, Ketua Pobi Makassar, MARS, Prof. Dr. dr. Syahrul Rauf, SpOG, Fitri Puspadewi, Kepala Divisi Marketing Domestik Bio Farm
(Dok : Istimewa)

PEWARTA.CO.ID - Menurut Lembaga Pemantau Kanker Global, terdapat 36.633 kasus kanker serviks atau kanker mulut rahim di Indonesia,  dengan kematian hingga 94 persen.


Tingginya angka kematian apalagi penderita kanker mulut rahim di Indonesia tersebut menjadikan pemerintah melalui PT. Bio Farma yang merupakan salah satu BUMN bidang kesehatan, berinovasi menghadirkan diagnostik kit bernama Serviks Scan, sebuah inovasi karya anak bangsa yang merupakan alat deteksi dini terhadap Human Papillomavirus (HPV) yaitu virus penyebab kanker serviks alias kanker mulut rahim.


Menurut Fitri Puspadewi, Kepala Divisi Marketing Domestik Bio Farma, kehadiran alat pendeteksi tersebut merupakan bagian dari upaya memberantas tingginya kematian dan penderita kanker servis di masyarakat, khususnya di Sulsel.


"Kita berharap ini mampu membantu semua pihak untuk bersama menekan angka kematian dan penderita yang masih amat tinggi," jelas Fitri di Makassar, 27 Februari 2023.


Ia mengatakan, metode skrining kanker serviks melalui sampel urine ini dikenal dengan nama metode Servic Scan. Dimana prosesnya mendeteksi DNA HPV dari luruhan sel serviks yang terdapat pada urine atau air seni Pengambilan sampel juga dapat dilakukan sendiri, sehingga mudah dan nyaman.


Baca juga: Klinik Kesehatan Keluarga Az-Zahra Hadirkan Rumah Sunat Bantaeng


Dengan menggunakan metode tersebut, hasil pemeriksaan dapat diperoleh dengan cepat, paling lama hanya satu hari. Sementara, untuk layanan pemeriksaannya di Makassar pada tahap awal dapat dilakukan di dua laboratorium yakni Rinra Medical Center, dan Laboratorium Kimia Farma dengan biaya yang terjangkau, sekitar 300-400 ribu rupiah.


“Jadi sistem pemeriksaannya dengan mekanisme polymerase chain reaction (PCR) metode, yaitu mengecek DNA dari sel tersebut. Jadi dari metode itu bisa terlihat apakah terinfeksi atau tidak dari serviks. Untuk akurasi pemeriksaan metode ini dengan tingkat akurasi 70 persen,” katanya saat menghadiri kegiatan, di Ballroom The Rinra Hotel Makassar, Senin (27/02/2023).


Setali tiga uang, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr. Hj. Rosmini Pandin, MARS mengatakan bahwa menurunkan kasus kanker serviks tentu  bukan hal yang mudah karena sudah bertahun-tahun dilaksanakan  berbagai cara namun hasilnya tidak terlalu signifikan.


"Berbagai upaya telah dilakukan, tetapi di indonesia khususnya kanker serviks ini belum turun-turun juga kasusnya," jelas mantan Kadis Kesehatan Luwu Timur tersebut.


Baca juga: Atasi Gejala Diabetes dengan Cara Aman, Rutin Konsumsi Bahan-bahan Herbal Alami Ini


Dokter Rosmini mengatakan, salah satu masalah yang dihadapi dalam upaya menekan angka kasus kanker serviks karna lemahnya deteksi dini selama ini. Kebanyakan pasien yang ditangani di rumah sakit sudah parah, ia berharap dengan adanya layanan deteksi dini dengan amat mudah dari Bio Farma, masyarakat dapat mencegah lebih dini potensi bahaya kanker serviks.

 

Sementara itu, Prof. Dr. dr. Syahrul Rauf, SpOG, Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Makassar, yaitu ilmu kedokteran terkait kesehatan perempuan, mengatakan pemerintah dan pihak pekerja medis, dalam hal ini dinas kesehatan dan dunia kedokteran memang harus bersatu untuk melakukan pencegahan dan penghapusan kanker serviks.


Menurut orang nomor satu di kalangan dokter Pogi Makassar tersebut, pemerintah dan pekerja medis harus melakukan pendekatan berbeda dalam memberantas penyakit yang hanya menyerang kaum hawa tersebut.


Menurut Dokter Syahrul, pekerja medis dan kalangan dokter tidak bisa hanya menunggu pasien kanker serviks di rumah sakit saja , dia menekankan perlunya penanganan dan langkah pencegahan dini karena penyakit kanker serviks tidak bisa ditangani secara sistemologi atau dadakan, hal tersebut karena ada stadium 2, stadium 3 yang tidak bisa lagi dioperasi.


 "Yang kita bisa operasi itu cuman stadium1, tapi ini sangat jarang di temukan, yang paling banyak adalah stadium 3B," tukasnya.


Baca juga: Tim Inovasi APHISA SD Katokkoan Masamba Dilatih Public Speaking


Dokter Syahrul mengatakan penderita kanker serviks pada stadium 3, meski dikemotrapi juga kadang-kadang tidak memuaskan hasilnya lantaran berbagai hal teknis.


Pihak POBI berharap dengan metode yang ditawarkan Bio Farma tersebut, masyarakat dapat memanfaatkannya dengan maksimal, terlebih sistem pemeriksaan deteksi kankernya bisa dilakukan hanya lewat urine.


“Ini sangat membantu, dengan adanya metode pemeriksaan ini kita harapkan kbisa menskrining dengan cepat perempuan-perempuan yang terdeteksi kanker serviks. Sehingga penanganan bisa kita lakukan dengan cepat,” tutupnya.***



Tonton juga video berita Indonesia viral 2024 di bawah ini dari kanal YouTube resmi Pewarta.



Dapatkan berita Indonesia terkini viral 2024, trending, serta terpopuler hari ini dari media online Pewarta.co.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter

close