 |
| Warga berusaha mendapatkan air dengan memanfaatkan ceruk sungai. Kondisi kekeringan di Jombang disebut kian parah. |
PEWARTA.CO.ID - Sebanyak 5 dusun di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dilanda kekeringan sehingga membuat warga kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih.
Kondisi kian memprihatinkan kala warga harus berburu air dari ceruk-ceruk sungai yang tersisa.
Pasalnya, pasokan bantuan air bersih dari pemerintah belum mampu memenuhi kebutuhan air mereka sehari-hari.
Salah satu dusun yang terdampak kekeringan adalah Dusun Tondowesi di Desa Klitih, Plandaan, Jombang. Krisis air bersih di kawasan ini sangat mengkhawatirkan.
Air sumur dan sungai di kawasan tersebut nampak mengering, termasuk aliran dari Sungai Marmoyo yang melintasi dusun ini juga surut tak tersisa.
Puji Rahmawati (32) salah satu warga mengeluhkan kondisi ini. Dirinya terpaksa mengais air dari ceruk sungai untuk mendapatkan pasokan air lantaran distribusi bantuan dari pemerintah terkadang tak sampai ke daerahnya.
"Kadang air ini (dari Sungai Marmoyo) juga untuk mandi kalau tak ada kiriman air (dari pemerintah). Kami ambil untuk dibawa pulang," kata Puji dikutip detikjatim, Selasa (24/10/2023).
Selain itu, air dari ceruk sungai ini juga ia manfaatkan agar bisa menghemat bantuan air dari BPBD di mana setiap harinya ia hanya mendapat 15 liter per hari.
Bantuan air bersih itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya yang berjumlah 4 orang. Karenanya ia berusaha mengais air ceruk sungai sebagai tambahan.
"Ini (air sungai) buat masak dan cuci baju. Ya gak papa karena gak ada air. Biasanya itu ada kiriman 2 tangki setiap hari. Saya berharap kiriman air kalau bisa 3 tangki setiap hari," ungkapnya.
Sementara itu Kepala Desa Klitih Siti Roaini mengungkapkan, kondisi kekeringan di desanya telah terjadi sejak awal Oktober 2023 ini. Total ada 115 KK atau 300 orang yang mengalami krisis air bersih.
